Mengapa 666 Disebut Angka Setan?

Ilustrasi/pixabay.com

Angka 666 sering dikaitkan dengan setan atau hal-hal yang berbau kejahatan dan mistis. Hal ini berasal dari interpretasi tertentu dari Kitab Suci, terutama dari Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.

Dalam Kitab Wahyu, angka 666 muncul dalam konteks mengenai "binatang" atau "antikristus" yang muncul di akhir zaman. Ayat tersebut menyatakan bahwa "jumlahnya adalah enam ratus enam puluh enam" (Wahyu 13:18). Sejak itu, angka 666 dianggap sebagai simbol setan atau kejahatan, dan sering digunakan dalam budaya populer untuk mewakili sesuatu yang jahat atau menakutkan.

Namun, sejarah penggunaan angka 666 sebagai simbol setan tidak terlalu jelas. Beberapa teori menunjukkan bahwa hal itu terkait dengan tradisi Yahudi kuno tentang gematria, yang merupakan sistem numerik yang digunakan untuk memetakan kata-kata ke dalam angka-angka. 

Dalam gematria, setiap huruf dalam alfabet memiliki nilai numerik, dan nilai numerik dari beberapa kata dapat dijumlahkan untuk memberikan nilai numerik total. Dalam kasus 666, beberapa ilmuwan meyakini bahwa itu mewakili nilai numerik dari kata "Neron Kaisar" dalam bahasa Yunani, yang mengacu pada Kaisar Nero, yang dianggap sosok jahat dalam sejarah Roma kuno.

Di sisi lain, beberapa ilmuwan menganggap bahwa angka 666 sebagai angka setan berasal dari simbolisme numerik dalam budaya Yahudi dan Kristen awal. Menurut beberapa teori, angka 666 mewakili angka yang kurang dari 777, yang merupakan angka suci dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Sehingga 666 dianggap sebagai kebalikan dari angka suci, dan dianggap sebagai angka yang mengacu pada sesuatu yang jahat atau menakutkan.

Namun, banyak intelektual dan teolog memperingatkan agar tidak terlalu terpaku pada interpretasi numerik seperti ini. Mereka menegaskan bahwa pesan utama dalam Kitab Wahyu adalah mengenai kepercayaan, bukan tentang numerologi atau angka-angka tertentu. Selain itu, interpretasi simbolik dalam kitab suci dapat bervariasi tergantung pada tradisi agama dan budaya yang berbeda.

Hmm... ada yang mau menambahkan?