Apa yang Disebut Pembantaian Nanking?

Ilustrasi/kumparan.com
Pembantaian Nanking, yang juga dikenal sebagai Perkosaan Nanking, terjadi selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada 1937. Peristiwa ini merupakan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah modern yang melibatkan pembunuhan massal, pemerkosaan, perampokan, dan kekejaman tak berperikemanusiaan lain yang dilakukan oleh pasukan Jepang terhadap penduduk sipil Tiongkok di kota Nanking (sekarang Nanjing).

Pada Desember 1937, pasukan Jepang berhasil merebut kota Nanking setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dengan pasukan Tiongkok. Begitu kota jatuh ke tangan Jepang, pasukan mereka melancarkan serangkaian kejahatan perang yang mengerikan terhadap penduduk sipil dan tentara Tiongkok yang menyerah.

Selama periode yang dikenal sebagai "Tiga Puluh Hari Horor", penduduk Nanking menjadi sasaran kekerasan tak berperikemanusiaan. Pasukan Jepang secara sistematis membunuh sejumlah besar orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua, di tempat umum maupun di tempat tersembunyi. Pembantaian massal, pemerkosaan, penyiksaan, dan perampokan berlangsung di berbagai lokasi di seluruh kota.

Saksi mata dan laporan wartawan asing menggambarkan adegan kekejaman yang tak terbayangkan. Orang-orang disiksa, diperkosa, dipenggal, ditembak, atau dihanyutkan ke sungai Yangtze. Banyak yang jadi korban penyiksaan sadis, termasuk mutilasi dan pemerkosaan massal. Wanita dan anak-anak menjadi target pemerkosaan dan pelecehan seksual oleh pasukan Jepang. 

Beberapa sumber melaporkan bahwa ribuan perempuan Tiongkok diperkosa, dan banyak dari mereka kemudian dibunuh atau bunuh diri untuk menghindari malu dan penderitaan lebih lanjut.

Estimasi jumlah korban pembantaian Nanking bervariasi, tetapi diperkirakan antara 200.000 hingga 300.000 orang tewas, termasuk warga sipil dan tentara Tiongkok yang menyerah. Kekejaman yang terjadi selama Pembantaian Nanking menjadi salah satu contoh paling ekstrem dari pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang dalam sejarah.

Setelah Perang Dunia II, berbagai laporan, penyelidikan, dan pengadilan dilakukan untuk mengungkap kebenaran tentang pembantaian ini. Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh, yang berlangsung 1946 dan 1948 memeriksa bukti-bukti dan kesaksian tentang kejahatan perang di Nanking. Meskipun sejumlah pejabat Jepang dihukum karena kejahatan perang, banyak penjahat perang tingkat tinggi lolos dari pengadilan.

Pembantaian Nanking menjadi titik sensitif dalam hubungan antara Tiongkok dan Jepang hingga saat ini. Peristiwa ini memiliki dampak mendalam pada masyarakat Tiongkok, dan dikenang sebagai pengingat kekejaman perang dan pentingnya perdamaian dan penghormatan terhadap kemanusiaan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 7158243129980531929

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item