Mengapa Bosnia dan Serbia Berperang, Apa Akar Masalahnya?

Ilustrasi/kompas.com
Konflik antara Bosnia dan Serbia, yang terjadi pada 1992 hingga 1995, merupakan bagian dari Perang Yugoslavia yang berkecamuk setelah runtuhnya Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Perang ini melibatkan berbagai kelompok etnis dan agama di wilayah Balkan, termasuk Bosnia dan Serbia. Konflik ini memiliki akar masalah yang kompleks dan multifaset, yang melibatkan sejarah, nasionalisme, perpecahan etnis, dan ambisi politik. 

Sejarah panjang di wilayah Balkan telah menciptakan ketegangan antara Bosnia dan Serbia. Wilayah ini telah mengalami serangkaian invasi, penaklukan, dan perubahan kekuasaan dari berbagai kekuatan seperti Kekaisaran Ottoman dan Kekaisaran Austria-Hongaria. Perbedaan sejarah dan identitas nasional menjadi faktor penting dalam konflik ini.

Setelah kematian pemimpin Yugoslavia, Josip Broz Tito, pada 1980, ketegangan etnis yang telah ditahan mulai memuncak. Nasionalisme etnis bangkit kembali, dan pada awal 1990-an keinginan untuk kemerdekaan dan otonomi nasional menguat di wilayah-wilayah Yugoslavia yang berbeda.

Pada 1992, Bosnia-Herzegovina menyatakan kemerdekaan dari Yugoslavia. Namun, ini memicu perpecahan etnis di negara tersebut. Kelompok etnis Serbia Bosnia menentang kemerdekaan, dan berusaha untuk menggabungkan wilayah Bosnia dengan Serbia.

Sementara itu, nasionalisme Serbia yang radikal dan ambisi politik ingin menghidupkan kembali konsep "Greater Serbia", yang mencakup wilayah-wilayah dengan mayoritas etnis Serbia, termasuk bagian Bosnia. Ini menyebabkan intervensi militer Serbia di Bosnia dan penciptaan entitas Republika Srpska yang didukung oleh Serbia.

Perang Bosnia melibatkan pembagian etnis yang kompleks dan brutal. Serangan etnis di Bosnia mengarah pada kekerasan massal, pembantaian, pemerkosaan massal, dan etnis cleansing. Ketegangan antara kelompok etnis Bosnia, Serbia, dan Kroasia semakin meningkat, dengan masing-masing kelompok berjuang untuk kepentingan dan supremasi etnis mereka sendiri.

Pada masa pra-perang, Bosnia memiliki populasi yang beragam secara agama, dengan mayoritas Muslim Bosnia, minoritas Serbia Ortodoks, dan minoritas Kroasia Katolik. Konflik etnis ini juga mencampurkan faktor agama, yang memperburuk pertentangan dan kekerasan antarkelompok.

Selama perang, Serbia diduga mendukung kelompok etnis Serbia di Bosnia dengan persenjataan, pasukan, dan dukungan militer. Sebaliknya, negara-negara Barat dan NATO berupaya membantu pihak Bosnia melalui intervensi dan kampanye udara.

Setelah perang berkecamuk selama tiga tahun yang penuh kekerasan dan konflik, tekanan internasional terhadap Serbia dan negosiasi akhir antara pihak yang terlibat akhirnya menghasilkan Perjanjian Dayton pada 1995. Perjanjian ini mengakhiri perang, membagi Bosnia menjadi dua entitas etnis (Republika Srpska dan Federasi Bosnia dan Herzegovina), dan menetapkan kehadiran pasukan penjaga perdamaian internasional di wilayah tersebut.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 8609415414139005690

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item