Siapa Noah dalam Kisah Banjir Besar?

Ilustrasi/boombastis.com
Noah adalah tokoh sentral dalam kisah banjir besar yang terdapat dalam tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam. Dalam konteks Alkitab, Noah dikenal sebagai seorang raja yang saleh dan taat kepada Tuhan di tengah masyarakat yang korup dan penuh dosa. Kisahnya tertera dalam Kitab Kejadian, khususnya dalam pasal 6 hingga 9. Noah dipilih oleh Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dan berbagai spesies hewan dari bencana besar yang akan datang, yang merupakan hukuman atas kejahatan manusia.

Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia telah melampaui batas, dan memutuskan untuk menghancurkan seluruh makhluk hidup dengan banjir. Namun, karena Noah menemukan kasih karunia di mata Tuhan, ia diperintahkan untuk membangun sebuah bahtera, sebuah kapal besar yang akan menyelamatkan dirinya, keluarganya, dan pasangan dari setiap spesies hewan. Perintah ini menunjukkan kepercayaan dan hubungan yang erat antara Noah dan Tuhan, serta tanggung jawab Noah sebagai pelindung kehidupan.

Noah mengikuti perintah Tuhan dengan penuh ketekunan. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun bahtera tersebut, meskipun banyak orang di sekitarnya mencemooh dan meragukan tindakannya. Noah dianggap sebagai sosok yang aneh karena mempercayai peringatan akan datangnya banjir besar, sementara masyarakat di sekitarnya terus berperilaku dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Dalam konteks ini, Noah menjadi simbol iman dan ketekunan dalam menghadapi skeptisisme dan penolakan.

Ketika bahtera selesai dibangun, Noah dan keluarganya, yang terdiri dari istri dan tiga anaknya beserta pasangan mereka, naik ke dalam bahtera bersama dengan berbagai spesies hewan. Setelah mereka masuk, Tuhan menutup pintu bahtera. Kemudian, hujan turun dengan deras selama 40 hari dan 40 malam, dan air mulai meluap, menenggelamkan seluruh bumi. Selama periode ini, Noah dan keluarganya terkurung di dalam bahtera, menyaksikan kehancuran yang terjadi di luar.

Setelah banjir reda, bahtera Noah terdampar di puncak gunung Ararat. Noah kemudian mengirimkan burung merpati untuk mencari tanah kering. Ketika burung itu kembali dengan daun zaitun, Noah tahu bahwa air telah surut dan kehidupan dapat dimulai kembali. Ini menjadi simbol harapan dan pemulihan setelah bencana. 

Setelah keluar dari bahtera, Noah membangun sebuah mezbah untuk mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan, yang menunjukkan rasa terima kasihnya atas keselamatan yang diberikan.

Tuhan kemudian membuat perjanjian dengan Noah, menjanjikan bahwa Ia tidak akan lagi menghancurkan bumi dengan air bah. Sebagai tanda perjanjian ini, Tuhan menempatkan pelangi di langit. Pelangi menjadi simbol pengharapan dan janji Tuhan kepada umat manusia. Noah, sebagai figur utama dalam kisah ini, juga menjadi simbol ketahanan dan ketaatan kepada Tuhan di tengah kesulitan.

Kisah Noah dan banjir besar memiliki banyak interpretasi dan makna. Dalam banyak tradisi, Noah dianggap sebagai pelopor dalam memelihara kehidupan dan menjaga keadilan. Kisah ini juga mengajarkan pentingnya iman, ketaatan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Noah menjadi tokoh yang dihormati dalam berbagai tradisi agama dan sering kali dijadikan contoh dalam konteks moral dan etika. Melalui kisahnya, kita diingatkan kekuatan iman dan harapan dalam menghadapi tantangan hidup.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Mitologi 8134546005883393572

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item