Mengapa Orang Suka Mendengarkan Musik Saat Jatuh Cinta?

Ilustrasi/kompas.com
Saat jatuh cinta atau sedang patah hati, banyak orang mendengarkan lagu yang menurutnya pas dengan suasana hatinya, dan memutar lagu itu berulang-ulang? 

Fenomena mendengarkan lagu yang sesuai dengan suasana hati, seperti ketika jatuh cinta atau patah hati, berkaitan erat dengan bagaimana musik mempengaruhi emosi dan otak manusia. Ada beberapa penjelasan ilmiah mengapa ini terjadi:

Musik memicu emosi

Musik memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi yang kuat karena struktur melodinya, ritme, harmoni, dan liriknya. Ketika seseorang jatuh cinta atau patah hati, mereka cenderung mencari lagu yang mencerminkan keadaan emosional mereka. Musik yang cocok bisa memperkuat emosi yang sedang dirasakan, entah kebahagiaan, romantisme, kesedihan, atau nostalgia.

Aktivasi sistem limbik

Penelitian menunjukkan bahwa musik mempengaruhi sistem limbik, bagian otak yang bertanggung jawab atas emosi dan ingatan. Ketika mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaan mereka, bagian otak ini diaktifkan, sehingga menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam dengan lagu tersebut. Itulah sebabnya, seseorang merasa "terhubung" dengan lagu-lagu tertentu saat mengalami perasaan yang intens.

Dopamin dan hormon lainnya

Musik dapat memicu pelepasan dopamin, hormon yang berhubungan dengan perasaan senang dan kepuasan. Saat mendengarkan lagu yang sesuai dengan suasana hati, terutama saat jatuh cinta, tubuh akan melepaskan lebih banyak dopamin, yang memberikan rasa bahagia. 

Sebaliknya, dalam kondisi patah hati, musik sedih dapat memicu pelepasan endorfin yang membantu meredakan stres dan membuat seseorang merasa lebih tenang.

Katarsis emosional

Mendengarkan lagu berulang-ulang dapat menjadi bentuk katarsis, yaitu pelepasan emosi yang tertahan. Lagu dengan lirik atau melodi yang sesuai dengan perasaan bisa membantu seseorang mengatasi emosi yang sulit, seperti kesedihan atau kebahagiaan berlebihan. 

Melodi dan lirik yang menyentuh membantu memproses emosi tersebut, baik dengan cara menangis, merenung, atau sekadar menikmati momen perasaan yang ada.

Asosiasi memori

Musik sering kali dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan tertentu. Ketika seseorang mendengarkan lagu yang pernah mereka dengar saat jatuh cinta atau patah hati, otak mengaitkan kembali lagu tersebut dengan peristiwa dan emosi yang dialami pada saat itu. Ini disebut sebagai "music-evoked autobiographical memory", yang dapat memperkuat perasaan atau kenangan tersebut.

Penyelarasan diri dengan musik (mood regulation)

Manusia cenderung mencari cara untuk mengelola emosinya. Mendengarkan musik yang sesuai dengan suasana hati dapat membantu seseorang merasa lebih dimengerti atau sejalan dengan dirinya sendiri. Musik sedih, misalnya, bisa membantu mengungkapkan perasaan patah hati yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Proses ini sering disebut sebagai regulasi emosi melalui musik.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Psikologi 7943587207392547536

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item