Bagaimana Asal Usul Hari Menulis Surat Sedunia?

Ilustrasi/biem.co
Hari Menulis Surat Sedunia, yang diperingati setiap 1 September, dirancang untuk merayakan seni menulis surat yang semakin jarang ditemui di era digital. Hari istimewa ini pertama kali dicetuskan oleh Richard Simpkin, seorang penulis, seniman, dan fotografer asal Australia, yang memiliki kebiasaan menulis surat dengan tangan. 

Inspirasi Simpkin berawal ketika ia mulai mengirim surat kepada figur-figur yang ia anggap sebagai "Legenda Australia", dan menerima balasan dari mereka.

Pada tahun 2005, pengalamannya dalam berkirim surat dengan para legenda tersebut membawanya untuk menulis buku berjudul Legenda Australia. Dalam buku itu, ia memberikan penghargaan kepada seni menulis surat, dan bagaimana seni tersebut telah mempengaruhi kehidupannya. 

Untuk melestarikan tradisi itu, Simpkin mengenalkan Hari Menulis Surat Sedunia pada 2014, dan mulai menyelenggarakan lokakarya penulisan surat di sekolah-sekolah guna memperkenalkan generasi muda pada seni menulis surat.

Menulis surat sudah ada sejak berabad-abad lalu, dimulai dari zaman Mesir dan Yunani Kuno. Pada masa itu, surat-surat ditulis di berbagai media seperti logam, timah, tablet kayu berlapis lilin, pecahan tembikar, kulit hewan, dan papirus. 

Selama abad ke-17 dan 18, surat berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi, menyebarkan berita, atau menyampaikan ucapan. Selain itu, surat juga digunakan sebagai sarana bertukar ide dan mendiskusikan pemikiran kritis tentang berbagai topik.

Bagi sejarawan, surat-surat dari masa lalu menjadi arsip penting interaksi pribadi maupun diplomatik, bahkan digunakan untuk melacak peristiwa-peristiwa sejarah. Seiring berjalannya waktu, menulis surat berevolusi menjadi bentuk seni dan dianggap sebagai genre sastra. 

Kehadiran layanan pos memungkinkan surat jadi sarana utama komunikasi pribadi, terutama selama masa perang, ketika surat menjadi penghubung satu-satunya antara keluarga dan orang-orang terkasih.

Menulis surat dianggap sebagai cara yang bijaksana untuk berkomunikasi karena setiap kata yang tertulis mewakili emosi yang dituangkan dengan tangan, memberikan sentuhan pribadi yang unik. Meski email bisa disimpan, membacanya kembali setelah bertahun-tahun mungkin tidak memberi pengalaman emosional yang sama. Sebaliknya, surat memiliki nilai sentimental yang lebih dalam, dan sering kali dihargai oleh penerima hingga puluhan tahun kemudian.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Peristiwa 1369370101078353065

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item