Bagaimana Inframerah Ditemukan, dan Siapa Penemunya?

Ilustrasi/saintif.com
Penemuan inframerah adalah hasil kolaborasi dan kontribusi berbagai ilmuwan dan peneliti dalam berbagai bidang. Secara umum, penemuan inframerah melibatkan pemahaman tentang spektrum elektromagnetik dan pengembangan teknologi yang memungkinkan deteksi dan penggunaan radiasi inframerah.

Salah satu tonggak penting dalam pemahaman tentang radiasi inframerah adalah penemuan spektrum elektromagnetik oleh ilmuwan James Clerk Maxwell pada pertengahan abad ke-19. 

Maxwell mengajukan teori bahwa cahaya merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang lebih luas, yang juga mencakup radiasi yang tidak terlihat oleh mata manusia. Teorinya memperkenalkan konsep panjang gelombang yang lebih panjang daripada cahaya tampak, yang kemudian dikenal sebagai radiasi inframerah.

Pada tahun 1800, ilmuwan William Herschel melakukan serangkaian eksperimen untuk memahami distribusi panas di spektrum cahaya matahari. Dalam eksperimennya, ia menggunakan prisma optik untuk memisahkan cahaya matahari menjadi warna-warna spektrum. Herschel memutuskan untuk mengukur suhu di setiap warna, dan menemukan bahwa suhu tertinggi terletak di luar batas merah spektrum, di daerah yang sekarang dikenal sebagai inframerah.

Pada awal abad ke-20, penelitian tentang radiasi inframerah semakin berkembang dengan adanya perkembangan teknologi yang memungkinkan deteksi dan pengukuran radiasi tersebut. Pada 1880-an, ilmuwan Samuel Pierpont Langley mengembangkan bolometer, alat yang dapat mengukur radiasi inframerah dengan sensitivitas tinggi. Langley menggunakan bolometer untuk mempelajari karakteristik radiasi inframerah dan menerbitkan hasil penelitiannya.

Selanjutnya, pada 1901, G. W. C. Kaye dan W. H. Laby melakukan penelitian yang lebih rinci tentang radiasi inframerah dan mengukur panjang gelombangnya dengan menggunakan interferometer. Penelitian ini memberi pemahaman lebih lanjut tentang spektrum inframerah dan membantu membedakan antara radiasi inframerah jauh, menengah, dan dekat.

Selama Perang Dunia II, penelitian dan pengembangan inframerah semakin penting dalam konteks militer. Radiasi inframerah dapat digunakan untuk deteksi dan pengintai pada malam hari atau kondisi cahaya rendah. Pengembangan teknologi deteksi inframerah yang lebih sensitif dan alat penglihatan malam seperti kamera inframerah menjadi fokus utama selama periode ini.

Sejak itu, teknologi inframerah terus berkembang dan digunakan dalam berbagai aplikasi. Mulai dari teknologi termal, penglihatan malam, pengukuran suhu non-kontak, hingga komunikasi nirkabel, infrastruktur telekomunikasi, dan ilmu forensik. Penerapan teknologi inframerah juga terlihat di berbagai industri seperti bidang medis, pertanian, penerbangan, astronomi, dan lainnya.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Iptek 5070473256662914561

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item