Seperti Apa Kehidupan Masyarakat Neolitikum?

Ilustrasi/harapanrakyat.com
Kehidupan masyarakat Neolitikum, yang juga dikenal sebagai Zaman Batu Baru, ditandai oleh perubahan besar dalam cara hidup manusia. Periode ini dimulai sekitar 10.000 SM dan berlangsung hingga sekitar 4.000 SM, dan melihat peralihan dari gaya hidup perburuan dan pengumpulan makanan menjadi masyarakat agraris yang bercocok tanam dan berternak.

Salah satu perubahan utama dalam kehidupan masyarakat Neolitikum adalah perkembangan pertanian. Masyarakat Neolitikum mulai mempelajari dan menguasai teknik bercocok tanam, seperti menanam biji-bijian, memelihara tanaman, dan mengendalikan irigasi. 

Mereka mulai membajak lahan dan menanam tanaman seperti gandum, jagung, barley, kacang-kacangan, dan sayuran. Pertanian memberikan kestabilan pangan yang lebih besar, memungkinkan manusia untuk hidup dalam komunitas yang lebih besar dan menetap di satu tempat.

Selain pertanian, masyarakat Neolitikum juga mulai mengembangkan praktik peternakan. Mereka memelihara ternak seperti domba, kambing, sapi, dan babi. Ternak memberikan sumber makanan tambahan dalam bentuk daging, susu, kulit, dan tulang. Selain itu, hewan-hewan ternak juga memberikan tenaga kerja untuk membantu pekerjaan pertanian dan transportasi.

Perkembangan pertanian dan peternakan mempengaruhi struktur sosial masyarakat Neolitikum. Mereka mulai membentuk masyarakat yang lebih kompleks dengan pembagian kerja yang lebih terorganisir. Beberapa orang terlibat dalam pekerjaan pertanian, sementara yang lain terlibat dalam kerajinan, seperti pembuatan alat-alat dari batu dan tulang, kerajinan tembikar, pengolahan logam, dan pengrajin tekstil. Adanya spesialisasi pekerjaan ini mengarah pada peningkatan produksi dan kehidupan yang lebih maju.

Kehidupan masyarakat Neolitikum juga ditandai oleh perkembangan desa-desa permanen. Sebagai lawan dari gaya hidup nomaden sebelumnya, manusia mulai membangun pemukiman yang lebih tetap dengan rumah-rumah yang terbuat dari bahan lokal seperti kayu, batu, atau lumpur. Desa-desa ini sering kali terletak di dekat sumber air yang penting untuk pertanian dan peternakan.

Dalam masyarakat Neolitikum, ada juga perkembangan sistem sosial yang lebih kompleks. Ada kecenderungan untuk membentuk hierarki sosial yang didasarkan pada kekayaan, kepemimpinan, atau keahlian tertentu. 

Seiring dengan itu, juga muncul peningkatan dalam simbolisme dan agama. Beberapa bukti arkeologi menunjukkan adanya praktik keagamaan dan penghormatan terhadap kekuatan alam. Contohnya penemuan monumen batu besar seperti Stonehenge di Inggris, yang digunakan untuk kegiatan seremonial dan astronomi. 

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Budaya 553815176266449515

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item