Apa yang Disebut Periode Epipaleolitikum?

Ilustrasi/kompas.com
Periode Epipaleolitikum adalah fase transisi antara periode Paleolitikum Akhir dan Mesolitikum atau Neolitikum, tergantung pada wilayah geografisnya. Istilah "Epipaleolitikum" sering digunakan untuk menggambarkan masyarakat pemburu-pengumpul yang ada pada akhir Zaman Batu, tepat setelah zaman es terakhir (Pleistosen) dan sebelum perkembangan pertanian dan pemukiman tetap. 

Periode ini kira-kira berlangsung antara 20.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, meskipun waktu pastinya bisa bervariasi menurut lokasi.

Periode Epipaleolitikum ditandai adaptasi manusia terhadap perubahan iklim dan lingkungan yang signifikan setelah zaman es terakhir. Ini termasuk adaptasi terhadap ekosistem yang lebih beragam dan sering kali lebih produktif dibandingkan sebelumnya.

Teknologi alat batu mengalami perkembangan yang signifikan selama periode ini. Alat-alat jadi lebih kecil dan lebih halus, sebuah gaya yang disebut "microlith". Microlith adalah serpihan batu kecil yang digunakan sebagai bagian dari alat komposit, seperti pisau atau panah.

Meskipun masyarakat Epipaleolitikum tetap merupakan pemburu-pengumpul, mereka cenderung memiliki tempat tinggal yang lebih semi-permanen dibandingkan pendahulunya di Paleolitikum. Situs arkeologi dari periode ini sering menunjukkan bukti tempat tinggal sementara yang lebih berkembang, seperti pondok-pondok dari tulang atau kayu.

Dengan lingkungan yang lebih beragam, masyarakat Epipaleolitikum mengembangkan diet yang lebih bervariasi. Mereka mulai mengumpulkan berbagai jenis tanaman liar, biji-bijian, dan kacang-kacangan, serta terus berburu hewan liar.

Ada bukti peningkatan kompleksitas sosial dan budaya selama periode ini. Misalnya, artefak seni dan perhiasan menunjukkan ekspresi identitas individu dan kelompok yang lebih kompleks. Situs-situs pemakaman juga menunjukkan praktik penguburan yang lebih rumit.

Lokasi geografis

Periode Epipaleolitikum tidak seragam di seluruh dunia, dan manifestasinya bervariasi tergantung pada wilayah. Misalnya:

Eropa dan Timur Tengah: Di wilayah ini, periode Epipaleolitikum sering dikaitkan dengan budaya Natufian di Levant, yang menunjukkan tanda-tanda awal pemukiman tetap dan pertanian.

Afrika Utara: Di sana, periode ini sering disebut sebagai Capsian, dan menunjukkan adaptasi terhadap kondisi gurun dan semi-gurun.

Asia Timur: Di Jepang, periode ini dikenal sebagai Jomon awal, yang ditandai perkembangan awal keramik dan peningkatan kompleksitas sosial.

Signifikansi

Periode Epipaleolitikum sangat penting dalam sejarah manusia karena merupakan jembatan antara kehidupan nomaden berburu-mengumpul dengan munculnya pertanian dan pemukiman tetap. 

Adaptasi dan inovasi selama periode ini mempersiapkan dasar bagi revolusi Neolitik yang akan datang, yang membawa perubahan besar dalam cara hidup manusia. Transisi ini mencerminkan kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berkembang dalam menghadapi perubahan lingkungan yang besar, sebuah kemampuan yang menjadi ciri khas perkembangan budaya manusia.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Budaya 912031197445614581

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item