Siapa Penemu Gas Air Mata dan Bagaimana Asal Usulnya?

Ilustrasi/terasjabar.id

Gas air mata pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Jerman, bernama Fritz Haber, pada awal abad ke-20. Asal usul penggunaan gas air mata terkait erat dengan perkembangan senjata kimia selama Perang Dunia I.

Fritz Haber, yang sebenarnya lebih dikenal karena penemuan proses Haber-Bosch untuk pembuatan amonia dalam industri pupuk, juga berperan dalam mengembangkan senjata kimia untuk pertempuran. Pada 1914, di awal Perang Dunia I, dia menjadi konsultan ilmiah bagi Tentara Jerman. 

Pada 1915, dia berkolaborasi dengan perusahaan kimia Jerman untuk mengembangkan senjata kimia pertama yang dikenal sebagai klorin. Serangan gas klorin pertama ini terjadi pada Pertempuran Second Battle of Ypres di Belgia pada April 1915.

Namun, Haber tidak berhenti di situ. Dia terus mengembangkan senjata kimia lainnya, termasuk senjata kimia yang lebih kuat dan efektif. Pada 1916, dia terlibat dalam pengembangan gas fosgen, yang lebih mematikan daripada klorin. Penggunaan senjata kimia ini pada pertempuran berlangsung sangat mematikan dan menyebabkan banyak korban.

Selain gas beracun, Haber juga berperan dalam pengembangan senjata kimia yang tidak mematikan, seperti gas air mata. Pada 1918, dia mengembangkan senjata kimia yang dikenal sebagai dibenzoxazepin (nama kode "T-Stoff"), yang menjadi dasar dari senjata kimia gas air mata modern. Senjata ini pertama kali diuji pada kuda-kuda di laboratorium.

Penggunaan senjata kimia dalam pertempuran memicu dampak yang sangat mengerikan, termasuk korban sipil dan militer yang besar. Meskipun Perang Dunia I berakhir pada 1918, warisan penggunaan senjata kimia, termasuk gas air mata, menjadi bagian yang kontroversial dalam sejarah perang dan diplomasi internasional. 

Setelah perang, Protokol Jenewa tahun 1925 mengatur penggunaan senjata kimia dalam konflik, dan melarang penggunaan senjata kimia untuk pertempuran. Meskipun demikian, gas air mata masih diizinkan dalam penggunaan penegakan hukum dan pengendalian kerumunan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?