Mengapa MDMA Mempengaruhi Perilaku Gurita?
https://www.belajarsampaimati.com/2024/01/mengapa-mdma-mempengaruhi-perilaku.html
Ilustrasi/chicohindarto.com |
Gurita pada dasarnya antisosial terhadap gurita lain. Tetapi, ketika diberi MDMA, mereka jauh lebih ramah dan mencoba untuk “saling berpelukan”.
MDMA, atau 3,4-metilenedioksimetamfetamin, adalah senyawa psikoaktif yang sering dikenal dengan sebutan "ekstasi". Senyawa ini pertama kali disintesis pada 1912 oleh seorang ilmuwan Jerman yang bekerja untuk perusahaan farmasi Merck. Sejak saat itu, MDMA terkenal karena efek psikologisnya yang unik, yang sering kali melibatkan perasaan euforia, empati, dan koneksi sosial yang lebih dalam.
Sejarah MDMA
MDMA pertama kali disintesis oleh Anton Köllisch, seorang ilmuwan Jerman, pada 1912 saat bekerja untuk perusahaan farmasi Merck. Awalnya, senyawa ini dikembangkan untuk digunakan dalam terapi psikiatri. Tetapi, tidak lama setelah itu, penggunaan MDMA sebagai obat terhenti, dan senyawa tersebut dilarang oleh banyak negara.
Selama 1970-an, MDMA mulai menjadi populer di kalangan psikedelik dan subkultur klub malam di Eropa dan Amerika Serikat. Pada awalnya, senyawa ini dikenal sebagai "ekstasi", dan digunakan dalam setting sosial dan rekreasional. Namun, efek psikologisnya, termasuk peningkatan empati dan koneksi sosial, membuatnya menarik bagi beberapa terapis dan peneliti.
Efek utama MDMA termasuk:
- Euforia: Pengguna merasa bahagia, santai, dan penuh energi.
- Empati: Senyawa ini meningkatkan empati dan perasaan koneksi sosial dengan orang lain.
- Sensasi fisik: Pengguna melaporkan sensasi fisik yang lebih intens, seperti peningkatan sensitivitas terhadap sentuhan.
- Meningkatkan mood: MDMA dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Efek samping dan risiko
Meskipun MDMA memiliki efek psikologis yang menggairahkan, penggunaan berlebihan atau tidak bijak dapat memiliki konsekuensi serius. Efek samping yang umum termasuk:
- Dehidrasi: MDMA dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan dehidrasi, yang berisiko bagi kesehatan.
- Ketidakseimbangan elektrolit: Peningkatan suhu tubuh dan dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
- Gejala kesehatan mental: Penggunaan berulang MDMA dapat menyebabkan gangguan suasana hati, depresi, dan kecemasan.
- Kerusakan otak jangka panjang: Ada bukti bahwa penggunaan berulang MDMA dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang.
Penggunaan medis potensial
Meskipun MDMA sebagian besar digunakan untuk rekreasional, ada minat yang berkembang dalam penggunaan medis potensial senyawa ini. Sebuah studi klinis menunjukkan bahwa MDMA dapat efektif dalam pengobatan gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang sulit diobati.
Dalam pengaturan terapeutik yang tepat, senyawa ini dikombinasikan dengan terapi berbicara dan dipantau oleh profesional medis.
Pengaruh MDMA pada gurita
Pernyataan tentang pengaruh MDMA pada gurita mengacu pada sebuah studi yang dilakukan pada gurita oleh para peneliti di Johns Hopkins University. Dalam studi ini, gurita diberi MDMA untuk mengevaluasi dampaknya pada perilaku sosial mereka. Hasil studi menunjukkan bahwa gurita yang diberi MDMA jadi lebih "ramah" dan cenderung berinteraksi lebih positif dengan gurita lainnya.
Ini adalah contoh unik dari bagaimana MDMA dapat mempengaruhi perilaku sosial di dunia hewan, dan studi semacam ini dapat membantu ilmuwan memahami lebih banyak tentang bagaimana senyawa ini bekerja di tingkat neurologis.
Namun, hasil studi tersebut memiliki konteks dan aplikasi yang terbatas pada spesies gurita, dan tidak dapat secara langsung diterapkan pada manusia.
Hmm... ada yang mau menambahkan?