Apa Maksud Ungkapan Post Hoc Ergo Propter Hoc?
https://www.belajarsampaimati.com/2024/01/apa-maksud-ungkapan-post-hoc-ergo.html
Ilustrasi/medium.com |
"Post hoc ergo propter hoc" adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang dapat diterjemahkan sebagai "setelah itu, oleh karena itu." Ini adalah salah satu jenis kesalahan penalaran yang sering terjadi dalam pemikiran manusia.
Dalam konteks ini, ungkapan tadi merujuk pada asumsi bahwa jika satu peristiwa terjadi setelah peristiwa lainnya, maka peristiwa pertama tersebut disebabkan oleh peristiwa kedua. Mari menggali lebih dalam tentang apa yang dimaksud "post hoc ergo propter hoc", mengapa itu merupakan kesalahan penalaran, dan bagaimana kita dapat menghindari jatuh ke dalam perangkapnya.
Dasar-dasar post hoc ergo propter hoc
Kesalahan post hoc ergo propter hoc muncul ketika seseorang mengasumsikan bahwa karena satu peristiwa terjadi setelah peristiwa lainnya, maka peristiwa pertama tersebut otomatis disebabkan oleh peristiwa kedua. Ini adalah jenis kesalahan kausalitas yang sangat umum dalam pemikiran manusia sehari-hari.
Contoh sederhana dari kesalahan ini adalah sebagai berikut: "Saya berdoa untuk hujan, dan kemudian hujan datang. Jadi, doa saya membuat hujan turun." Dalam kasus ini, seseorang mengasumsikan bahwa doanya secara langsung menyebabkan hujan, hanya karena doa tersebut terjadi sebelum hujan datang.
Mengapa ini kesalahan penalaran?
Post hoc ergo propter hoc adalah kesalahan penalaran karena mengabaikan kemungkinan adanya sebab-sebab lain yang dapat menjelaskan hubungan antara dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Hanya karena satu peristiwa terjadi setelah yang lain, itu tidak berarti bahwa satu peristiwa tersebut secara otomatis menjadi penyebab dari yang lain. Banyak faktor dan variabel bisa terlibat, dan kesalahan ini mengabaikan kompleksitas dalam hubungan sebab-akibat.
Untuk menghindari kesalahan ini, kita harus mencari bukti yang lebih kuat untuk menghubungkan dua peristiwa. Ini termasuk mengumpulkan data tambahan, melakukan eksperimen, dan mempertimbangkan kemungkinan sebab-sebab lain yang dapat menjelaskan hubungan antara peristiwa tersebut.
Contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari
Kesalahan post hoc ergo propter hoc sering terjadi dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk dalam politik, ilmu pengetahuan, dan pengalaman pribadi. Di bawah ini adalah beberapa contoh nyata:
Politik: Seorang politisi mungkin mengklaim bahwa karena ia memimpin, tingkat pengangguran berkurang. Namun, ia mungkin mengabaikan fakta bahwa banyak faktor lain, seperti kondisi ekonomi global atau kebijakan sebelumnya, juga mempengaruhi tingkat pengangguran.
Kesehatan: Seseorang mungkin merasa bahwa ia sembuh dari penyakit setelah mengonsumsi obat herbal tertentu. Namun, ini tidak selalu berarti bahwa obat herbal tersebut yang menyembuhkan; bisa saja penyakitnya sembuh secara alami atau karena pengobatan medis yang diterimanya.
Olahraga: Seorang atlet mungkin mengklaim bahwa ia tampil lebih baik setelah mengganti pola makan. Namun, peningkatan dalam performa juga bisa disebabkan oleh latihan lebih keras atau pelatihan yang lebih baik.
Cara menghindari kesalahan ini
Untuk menghindari kesalahan ini, penting untuk mengadopsi pendekatan yang lebih ilmiah dalam penilaian sebab-akibat. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu:
Cari bukti lebih lanjut: Jangan mengandalkan korelasi sederhana antara dua peristiwa yang terjadi secara berurutan sebagai bukti kausalitas. Carilah bukti yang lebih kuat, seperti data statistik, eksperimen, atau penelitian ilmiah.
Pertimbangkan faktor lain: Selalu pertimbangkan kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara dua peristiwa. Ini bisa mencakup variabel tersembunyi atau sebab-sebab yang lebih kompleks.
Gunakan metode ilmiah: Dalam ilmu pengetahuan, metode ilmiah digunakan untuk menentukan sebab-akibat. Ini melibatkan perancangan eksperimen yang cermat, pengumpulan data, dan analisis statistik untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang sebenarnya.
Waspadai bias kognitif: Kesalahan post hoc ergo propter hoc sering kali muncul karena bias kognitif. Kesadaran terhadap bias ini dapat membantu kita lebih waspada terhadap pemikiran yang tidak benar.
Hmm... ada yang mau menambahkan?