Siapakah Antiochus IV Epiphanes?

Ilustrasi/armstronginstitute.org
Antiochus IV Epiphanes adalah salah satu raja yang memerintah dalam dinasti Seleukia di Kekaisaran Seleukia pada abad kedua SM. Ia adalah salah satu tokoh yang paling terkenal dalam sejarah Helenistik, dan dikenal karena pemerintahannya yang kontroversial dan pengaruhnya terhadap perkembangan sejarah Yunani dan Timur Tengah. 

Kehidupan awal dan pemerintahan awal

Antiochus IV Epiphanes lahir pada tahun 215 SM sebagai anak kedua dari Antiochus III yang Agung, salah satu raja Seleukia yang kuat, dan Laodice III. Ketika ayahnya naik tahta pada tahun 223 SM, ia dan saudaranya, Seleukus IV Philopator, diberi peran penting dalam pemerintahan.

Setelah kematian Seleukus IV pada tahun 175 SM, Antiochus IV Epiphanes naik tahta sebagai raja Seleukia. Nama "Epiphanes" berarti "manifestasi" atau "yang mulia", dan ia menggunakannya untuk menegaskan klaimnya sebagai manifestasi dewa di bumi. Pemerintahannya awalnya berlangsung dengan baik, tetapi kemudian dipenuhi intrik politik dan perang, terutama dengan Kekaisaran Romawi.

Konflik dengan Romawi

Salah satu aspek yang paling mencolok dalam pemerintahan Antiochus IV adalah konfliknya dengan Romawi. Saat itu, Romawi sedang dalam proses ekspansi ke Timur, dan wilayah-wilayah Kekaisaran Seleukia menjadi sasaran ambisinya. Antiochus IV awalnya berusaha untuk memperkuat aliansi dengan Romawi, tetapi konflik yang tidak dapat dihindari muncul.

Pada tahun 192 SM, ia mencoba merebut wilayah Mesir, yang saat itu dikuasai oleh Ptolemaik, dinasti yang juga menjadi musuh Romawi. Hal ini memicu perang antara Seleukia dan Romawi, yang dikenal sebagai "Perang Romawi-Suriah" (192-188 SM). Kekalahan Antiochus dalam perang ini menyebabkan dia harus membayar ganti rugi besar kepada Romawi dan mengurangi wilayahnya.

Kontroversi dan penindasan agama

Salah satu tindakan paling kontroversial Antiochus IV adalah upaya kerasnya untuk menghellenisasi wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Kekaisaran Seleukia. Ia berusaha menghapus budaya, agama, dan tradisi yang tidak sesuai dengan budaya Yunani. Tindakan ini memicu perlawanan dari penduduk setempat, terutama di Yudea.

Dalam upayanya menghellenisasi Yudea, Antiochus IV memaksa orang-orang Yahudi untuk meninggalkan praktik agama mereka yang tradisional, dan mengadopsi praktik-praktik Yunani. Ia juga memerintahkan penghancuran banyak sastra dan artefak agama Yahudi serta menyatakan Bait Allah di Yerusalem sebagai kuil Yunani. 

Tindakan-tindakan itumengakibatkan pemberontakan yang dikenal sebagai Pemberontakan Makabe, yang dipimpin oleh keluarga Makabe, terutama oleh Yudas Makabe dan saudaranya, Yonatan Makabe. Pemberontakan ini akhirnya berhasil mengusir pasukan Seleukia dari Yudea dan memulihkan praktik agama Yahudi.

Wafat dan warisan

Antiochus IV Epiphanes meninggal pada tahun 164 SM selama kampanye militernya di Timur. Kematianya mengakhiri masa pemerintahannya yang kontroversial dan dipenuhi konflik. Meskipun ia meninggal dengan reputasi yang buruk, ia tetap menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dalam sejarah Helenistik.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 2345359118928574658

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item