Apa Arti Apriori dalam Ilmu Pengetahuan?

Ilustrasi/kumparan.com

Istilah "apriori" adalah konsep dalam epistemologi, yang merujuk pada jenis pengetahuan atau proposisi yang diperoleh tanpa bergantung pada pengalaman empiris atau observasi dunia nyata. Pengetahuan "apriori" didasarkan pada pemikiran rasional, deduksi, dan intuisi, tanpa memerlukan bukti-bukti empiris atau data dari luar.

Konsep "apriori" berada dalam konteks kontradiksi dengan "aposteriori", yaitu pengetahuan atau proposisi yang diperoleh melalui pengalaman empiris atau observasi. Dalam epistemologi, perbedaan antara pengetahuan "apriori" dan "aposteriori" memiliki implikasi penting terhadap sifat, sumber, dan batasan pengetahuan manusia.

Contoh pengetahuan "apriori" termasuk proposisi-proposisi matematika dan logika. Misalnya, pengetahuan tentang bahwa jumlah dua bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat positif, atau bahwa garis lurus adalah jalur terpendek antara dua titik, adalah contoh pengetahuan "apriori". Pengetahuan semacam ini diperoleh melalui pemikiran rasional dan deduksi dari prinsip-prinsip dasar yang telah diterima sebelumnya.

Namun, pengetahuan "apriori" tidak selalu bebas dari keraguan atau perdebatan. Ada argumen dalam filsafat tentang sejauh mana pengetahuan "apriori" benar-benar bebas dari pengaruh pengalaman dan bagaimana batasannya. 

Filsuf seperti Immanuel Kant berpendapat bahwa ada elemen "apriori" dalam pengetahuan yang membentuk kerangka kerja pemahaman manusia, tetapi pengetahuan tersebut masih memerlukan pengalaman dunia nyata untuk diterapkan dalam konteks yang konkrit.

Dalam konteks ilmu pengetahuan, pengetahuan "apriori" juga memainkan peran penting dalam membangun dasar teoritis dan konsep-konsep dasar dalam berbagai disiplin ilmu. Konsep-konsep seperti hukum alam, prinsip-prinsip matematika, dan proposisi filosofis sering kali didasarkan pada pengetahuan "apriori", yang membentuk fondasi pemahaman dan penelitian lebih lanjut.

Hmm... ada yang mau menambahkan?