Apa yang Disebut Gambler’s Fallacy?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/11/apa-yang-disebut-gamblers-fallacy.html
Ilustrasi/timesofmalta.com |
Gambler's fallacy adalah kesalahan pemahaman statistik yang muncul ketika seseorang meyakini bahwa hasil masa lalu dalam peristiwa acak akan mempengaruhi hasil masa depan, terutama dalam situasi ketika setiap peristiwa adalah independen dan tidak ada korelasi. Ini adalah salah satu bias kognitif yang umum terjadi dan sering ditemukan dalam berbagai konteks, termasuk perjudian, investasi, dan pengambilan keputusan lainnya.
Fenomena ini sering diilustrasikan dengan contoh pelemparan koin. Ketika seseorang melempar koin dan mendapatkan hasil "kepala" sebanyak lima kali berturut-turut, mereka mungkin cenderung percaya bahwa "ekor" akan keluar pada lemparan berikutnya, karena mereka merasa sudah waktunya. Inilah yang disebut sebagai gambler's fallacy.
Mereka menganggap bahwa hasil sebelumnya harus diimbangi oleh hasil yang berlawanan untuk "mengembalikan keseimbangan", meskipun, dalam realitas, probabilitas koin keluar kepala atau ekor pada lemparan berikutnya tetap sama, yaitu 50%.
Penting untuk memahami bahwa setiap peristiwa acak adalah independen dan tidak memiliki ingatan atau kesadaran. Artinya, hasil koin yang muncul pada lemparan sebelumnya tidak memiliki pengaruh atau korelasi dengan hasil lemparan koin berikutnya. Setiap lemparan koin adalah peristiwa terpisah dengan peluang yang tetap. Dalam hal ini, gambler's fallacy adalah kesalahan kognitif yang mendasari harapan yang tidak rasional terhadap hasil masa depan.
Contoh lain yang sering muncul ada dalam perjudian kasino. Misalnya, dalam permainan roulette, jika bola jatuh di bilah merah beberapa kali berturut-turut, pemain mungkin meyakini bahwa saatnya bola akan jatuh di bilah hitam sebagai "kompensasi". Namun, peluang setiap bilah pada roulette tetap konstan pada setiap putaran, dan hasil masa lalu tidak mempengaruhi hasil masa depan.
Gambler's fallacy juga muncul dalam pasar keuangan, terutama dalam investasi. Seorang investor mungkin merasa bahwa jika harga saham suatu perusahaan telah turun dalam beberapa sesi perdagangan berturut-turut, maka saham tersebut harus naik pada sesi berikutnya untuk "mengembalikan keseimbangan".
Namun, pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, dan hasil masa lalu tidak memberikan petunjuk pasti tentang arah pergerakan harga di masa depan.
Untuk menghindari gambler's fallacy, kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar statistik dan probabilitas. Setiap peristiwa acak memiliki peluang tetap dan independen, dan hasil masa lalu tidak memiliki pengaruh pada hasil masa depan. Ketika membuat keputusan yang melibatkan aspek-aspek acak, seperti perjudian atau investasi, lebih baik mengandalkan analisis objektif, data, dan strategi yang rasional daripada mengandalkan intuisi atau keyakinan yang salah.
Selain itu, memiliki pemahaman yang kuat tentang probabilitas dapat membantu menghindari bias kognitif ini. Terlibat dalam pendekatan berbasis bukti dan berfokus pada data yang objektif dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih bijak dan informasi saat menghadapi situasi yang melibatkan ketidakpastian.
Hmm... ada yang mau menambahkan?