Siapakah Kritias dalam Sejarah Yunani Kuno?

Ilustrasi/kumparan.com
Kritias adalah salah satu figur yang menonjol dalam sejarah Athena dan Yunani Kuno, pada abad ke-5 SM. Ia terkenal karena perannya dalam Pemerintahan Tiga Puluh Tirani, rezim otoriter yang berkuasa di Athena pada tahun 404-403 SM, selama Perang Peloponnesos. 

Kritias lahir sekitar tahun 460 SM dan berasal dari keluarga aristokrat di Athena. Ia sepupu Plato, seorang filsuf terkenal yang juga berasal dari keluarga aristokrat. Kritias juga dikenal sebagai penulis dan penyair, meskipun karyanya tidak banyak yang selamat hingga saat ini. Dia terkenal karena menjadi murid Socrates, filsuf terkenal yang berpengaruh dalam perkembangan pemikiran Yunani Kuno.

Peran utama Kritias dalam sejarah Athena terkait dengan Pemerintahan Tiga Puluh Tirani. Setelah kekalahan Athena oleh Sparta dalam Perang Peloponnesos, pasukan Spartan memasuki kota Athena dan mendirikan pemerintahan oligarki, dengan tujuan mengakhiri demokrasi di Athena. Kritias adalah salah satu pemimpin yang terpilih menjadi anggota Tiga Puluh Tirani. Kritias, bersama teman-temannya, mengambil alih kendali pemerintahan kota.

Pemerintahan Tiga Puluh Tirani segera mengambil langkah-langkah otoriter dan represif untuk mengonsolidasikan kekuasaan. Mereka menyusun daftar hitam yang berisi nama-nama orang yang harus ditangkap, diasingkan, atau dihukum mati karena dianggap ancaman terhadap rezim oligarki mereka. Tindakan represif ini mencakup pengadilan yang tidak adil dan pembunuhan politik. Kritias, yang dikenal sebagai ahli taktik yang cerdas dan kejam, menjadi salah satu penentu dalam pembentukan kebijakan tersebut.

Salah satu contoh tindakan otoriter Kritias adalah pengasingan Socrates, guru dan mentor Kritias yang merupakan filsuf terkenal. Meskipun Socrates bukan pendukung demokrasi, Kritias menganggapnya sebagai potensi ancaman terhadap pemerintahan Tiga Puluh Tirani, dan memerintahkan pengasingannya. Ini adalah tindakan yang menunjukkan betapa kejamnya rezim tersebut.

Pemerintahan Tiga Puluh Tirani juga menerapkan kebijakan ekonomi yang merugikan. Mereka mengenakan pajak berat pada warga Athena, terutama yang kaya, untuk membiayai upaya militer mereka dan mengonsolidasikan kekuasaan. Dengan kebijakan ini, perekonomian kota makin terpuruk, dan banyak warga Athena hidup dalam kondisi penuh ketakutan dan kecemasan.

Namun, rezim Tiga Puluh Tirani tidak bertahan lama. Kekuatan Sparta, yang pada awalnya mendukung mereka, pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pemerintahan ini. Ada juga konflik internal di antara anggota Tiga Puluh Tirani, termasuk Kritias sendiri. Ia tewas dalam pertempuran melawan pasukan demokratis yang memberontak, dan, dengan kematiannya, rezim oligarki tersebut runtuh.

Kritias adalah salah satu figur yang sangat kontroversial dalam sejarah Athena. Ia terlibat dalam pembentukan dan pemimpin pemerintahan otoriter yang sangat represif. Dalam karya-karya filsuf seperti Plato, Kritias sering digambarkan sebagai simbol ketidakstabilan dan kegagalan demokrasi, dan pengalaman buruk ini mempengaruhi pemikiran politik Plato dalam karya-karyanya. 

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 6358816567506684561

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item