Siapa Hugh Everett III, dan Apa Teorinya dalam Sains?

Ilustrasi/zmescience.com
Hugh Everett III adalah fisikawan dan ahli matematika Amerika Serikat, yang dikenal terutama karena teori relativitas bercabangnya (Many-Worlds Interpretation) dalam mekanika kuantum. Lahir pada 11 November 1930, di Washington, D.C., Everett menjadi tokoh sentral dalam pemahaman mekanika kuantum dan kontribusinya yang mengubah paradigma dalam fisika teoretis.

Pendidikan dan karier

Hugh Everett III memulai pendidikannya di Universitas Virginia, sebelum melanjutkan studinya di Universitas Princeton. Di sana, ia belajar di bawah bimbingan fisikawan terkenal, seperti John Wheeler, yang menjadi mentor pentingnya. 

Dia menyelesaikan tesis doktoralnya pada tahun 1956 dengan judul "Relativistic Invariance in Field Theory", yang merupakan dasar bagi penelitian dan pemikiran selanjutnya.

Setelah menyelesaikan studi doktoral, Everett bergabung dengan Laboratorium Penelitian Perang Angkatan Darat Amerika Serikat (U.S. Army's Weapons Systems Evaluation Group) di Washington, D.C. Dia kemudian bekerja di Institute for Defense Analyses (IDA) dalam bidang teori komputasi.

Teori Relativitas Bercabang (Many-Worlds Interpretation)

Karya utama Hugh Everett III yang paling dikenal adalah teori relativitas bercabang (Many-Worlds Interpretation) dalam mekanika kuantum. Teori ini pertama kali dijelaskan dalam tesis doktoralnya, dan kemudian diterbitkan sebagai artikel berjudul "Relative State Formulation of Quantum Mechanics" pada 1957. 

Teori ini merupakan alternatif radikal terhadap interpretasi Kopenhagen dalam mekanika kuantum, yang diperkenalkan oleh fisikawan seperti Niels Bohr dan Werner Heisenberg.

Menurut Many-Worlds Interpretation, alih-alih mengamati fenomena kuantum sebagai proses yang melibatkan perubahan keadaan probabilitas, setiap peristiwa kuantum menghasilkan cabang realitas yang berdiri sendiri. 

Artinya, dalam setiap pengukuran atau peristiwa kuantum, alam semesta terbagi menjadi banyak cabang yang berbeda, masing-masing merepresentasikan salah satu hasil yang mungkin. Ini menciptakan pandangan dunia yang sangat berbeda dari interpretasi Kopenhagen, di mana fenomena kuantum dijelaskan sebagai "kolaps fungsi gelombang" menjadi satu hasil tertentu.

Teori ini mendukung ide bahwa semua kemungkinan dalam mekanika kuantum benar-benar terwujud dalam realitas yang berbeda. Ini mengakibatkan konsekuensi yang mengubah paradigma, termasuk gagasan bahwa semua kemungkinan "dunia" bersamaan ada, meskipun kita hanya mengamati satu di antaranya.

Warisan

Teori Many-Worlds Interpretation menerima beragam tanggapan, dari pujian hingga kritik. Meskipun dalam hidupnya teori ini tidak begitu diterima secara luas, ia mendapat pengakuan yang lebih besar di tahun-tahun berikutnya. Teori ini menjadi subjek perdebatan dan penelitian intens dalam komunitas fisika dan filsafat, dan banyak fisikawan dan filsuf terkemuka telah mengeksplorasi implikasi dan aspek-aspek teori ini.

Hugh Everett III wafat pada 19 Juli 1982, namun warisannya dalam mekanika kuantum tetap kuat. Many-Worlds Interpretation telah mempengaruhi pemikiran dan penelitian dalam berbagai bidang, termasuk fisika, ilmu komputer, dan filsafat. Meskipun teori ini diiringi kontroversi, ia terus mengilhami debat ilmiah dan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena kuantum dan alam semesta itu sendiri.

Sebagai fisikawan teoretis yang memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman mekanika kuantum, Hugh Everett III telah mempengaruhi cara kita melihat dan memahami fenomena kuantum, serta peran kita dalam alam semesta yang mungkin lebih kompleks daripada yang kita bayangkan sebelumnya.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 58469787275339028

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item