Bagaimana Tabut Perjanjian Dikembalikan Pada Bangsa Israel?

Ilustrasi/history.com
Bangsa Israel mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan orang Filistin, dan Tabut Perjanjian diambil oleh orang Filistin. Ini mengakibatkan berbagai masalah dan penyakit di antara orang Filistin, yang membuat mereka akhirnya mengembalikan Tabut kepada bangsa Israel. 

Kisah Tabut Perjanjian yang diambil oleh orang Filistin dan dampaknya terhadap mereka, adalah salah satu peristiwa penting dalam Alkitab yang terdapat dalam Kitab 1 Samuel. 

Kisah ini menggambarkan perjalanan Tabut Perjanjian, sebuah peti berbentuk kotak yang berisi batu perintah yang diberikan oleh Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai, dari tangan bangsa Israel ke tangan orang Filistin, dan akhirnya kembali ke bangsa Israel. 

Kisah Tabut Perjanjian diawali ketika bangsa Israel menghadapi kekalahan dalam pertempuran melawan orang Filistin. Dalam pertempuran tersebut, orang Filistin berhasil merebut Tabut Perjanjian dari tempat suci Israel di Silo. Mereka melihat Tabut sebagai trofi perang yang berisi kekuatan ilahi bangsa Israel.

Namun, segera setelah orang Filistin membawa Tabut ke kota Asdod, mereka mengalami bencana yang luar biasa. Mereka mengalami berbagai masalah dan penyakit yang menghantui mereka sehari-hari. Beberapa mengalami bisul, yang lain merasa sakit, dan banyak di antara mereka meninggal. Mereka merasa sangat tertekan oleh kehadiran Tabut, dan mereka mengaitkan semua penderitaan dengan hal itu.

Melihat bencana ini, orang Filistin merasa perlu untuk memindahkan Tabut ke kota-kota lain, termasuk Gat dan Ekron, untuk menghindari malapetaka yang lebih besar. Namun, di mana pun Tabut dibawa, bencana tetap mengikutinya, dan penduduk setempat mengalami penderitaan yang serupa.

Ketika kota Gat juga dilanda penyakit dan bencana, orang Filistin akhirnya menyadari bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah ini. Mereka berkumpul dan berdiskusi tentang langkah selanjutnya. Para pemimpin mereka menyarankan agar mengembalikan Tabut Perjanjian ke bangsa Israel, sebagai tindakan untuk menghentikan malapetaka yang mereka alami.

Dalam Kitab 1 Samuel pasal 6, kita dapat membaca upaya-upaya orang Filistin untuk mengembalikan Tabut ke bangsa Israel. Mereka merancang suatu rencana yang melibatkan pembuatan patung-patung emas yang menggambarkan bisul dan tikus sebagai simbol penyakit yang mereka alami. Mereka juga meletakkan Tabut di atas kereta dengan dua sapi betina yang belum pernah dipakai, untuk membawa kereta tersebut.

Sapi-sapi tersebut, bersama dengan Tabut, dilepaskan untuk pergi ke wilayah Israel. Jika mereka pergi menuju Israel, itu akan jadi tanda bahwa kejadian ini adalah tindakan Tuhan, dan mereka harus mengembalikan Tabut. Sapi-sapi tersebut memang bergerak menuju wilayah Israel, dan ini dianggap sebagai tanda bahwa Tuhan sedang bertindak.

Ketika Tabut tiba di wilayah Israel, orang-orang Israel di Bet Shemesh menyambutnya dengan sukacita. Namun, ketika mereka melihat ke dalam Tabut, beberapa di antara mereka melanggar perintah Tuhan, dan melihat batu perintah di dalamnya. Hal ini menyebabkan kematian mereka, dan penduduk Bet Shemesh merasa takut, dan memutuskan untuk mengirim Tabut ke Kiryat Yearim.

Tabut Perjanjian akhirnya sampai di Kiryat Yearim, dan tetap berada di sana selama beberapa waktu. Selanjutnya, dalam peristiwa-peristiwa berikutnya dalam Alkitab, Daud menjadi raja Israel dan berusaha membawa Tabut ke Yerusalem sebagai tanda kekuasaan dan kehadiran Tuhan di ibu kota yang baru tersebut.

Kisah ini dalam Alkitab menyoroti pentingnya kekudusan dan penghormatan terhadap benda-benda dan perintah Tuhan. Itu juga menunjukkan bagaimana orang-orang pada zaman tersebut percaya bahwa bencana dan penyakit dapat dihubungkan dengan pelanggaran terhadap ketentuan ilahi. 

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 4195346588075635347

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item