Bagaimana Sejarah dan Asal Usul Origami?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/10/bagaimana-sejarah-dan-asal-usul-origami.html
Ilustrasi/sidu.id |
Origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk dan objek, hanya dengan menggunakan lipatan dan tanpa menggunakan gunting atau lem. Origami berasal dari Jepang, dan memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Mari kita lihat bagaimana origami bermula dan bagaimana perkembangannya, hingga menjadi seni lipatan kertas yang dikenal luas di seluruh dunia.
Asal usul origami
Origami adalah kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari dua kata, yaitu "ori" yang berarti lipat, dan "kami" yang berarti kertas. Praktik melipat kertas ini telah ada di Jepang sejak awal abad ke-6, ketika kertas pertama kali diperkenalkan ke Jepang oleh para budayawan Tiongkok.
Awalnya, kertas digunakan untuk keperluan seremonial dan keagamaan, dan praktik melipat kertas juga digunakan dalam ritual-ritual tersebut.
Salah satu bentuk awal origami yang dikenal adalah "noshi", yang merupakan lipatan kertas yang digunakan untuk menghias hadiah atau persembahan pada acara pernikahan atau perayaan lainnya. Noshi terbuat dari kertas washi yang disusun dalam bentuk lipatan yang simetris, dan sering kali dihiasi gambar atau karakteristik simbolik.
Selama periode Heian (794-1185 M), origami mulai jadi hiburan yang populer di kalangan bangsawan Jepang. Mereka mengembangkan teknik melipat kertas yang lebih kompleks, dan menciptakan berbagai bentuk seperti bunga, burung, dan hewan.
Origami kemudian jadi bagian integral dari kehidupan budaya Jepang, digunakan dalam berbagai ritual dan upacara tradisional, serta sebagai hiburan di kalangan anak-anak dan dewasa.
Perkembangan origami modern
Origami terus berkembang di Jepang selama berabad-abad. Pada abad ke-17, muncul sebuah buku berjudul "Senbazuru Orikata" karya Akisato Rito, yang memperkenalkan seni melipat seribu burung bangau (senbazuru) sebagai simbol keberuntungan. Senbazuru menjadi salah satu simbol origami yang paling ikonik dan penting dalam budaya Jepang.
Pada abad ke-19, seni origami semakin berkembang dengan munculnya berbagai buku panduan origami. Salah satu tokoh terkenal dalam sejarah origami adalah Akira Yoshizawa, yang dikenal sebagai "grandmaster" origami. Ia mengembangkan banyak pola origami asli, dan memperkenalkan sistem tanda-tanda simbolis untuk membantu pemahaman instruksi melipat kertas. Karyanya sangat berpengaruh dan membantu mengangkat status origami sebagai seni yang lebih terstruktur dan mendalam.
Pada abad ke-20, origami mulai menyebar ke seluruh dunia. Seiring peningkatan komunikasi global, buku-buku origami diterjemahkan ke berbagai bahasa, dan komunitas origami internasional mulai terbentuk. Origami semakin diakui sebagai seni, dan juga digunakan dalam pendidikan untuk mengajarkan konsep matematika, geometri, dan keterampilan kreatif kepada anak-anak.
Pengaruh origami di dunia modern
Origami tidak lagi terbatas pada budaya Jepang. Seni melipat kertas telah mempengaruhi banyak bidang, termasuk desain industri, ilmu komputer, dan ilmu material.
Dalam desain industri, origami sering digunakan untuk mengembangkan bentuk dan struktur yang efisien dan inovatif. Di dunia ilmu komputer, algoritma origami digunakan untuk mengotomatisasi proses lipatan kertas, dan ini dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, seperti perencanaan produksi dan perancangan robot.
Selain itu, origami juga telah menginspirasi seniman, arsitek, dan desainer untuk menciptakan karya seni dan bangunan yang unik. Beberapa karya seni kontemporer menggunakan teknik origami sebagai elemen kreatif, sementara arsitek menggabungkan prinsip-prinsip origami dalam desain struktural bangunan.
Dengan begitu banyak aplikasi dan dampak positif dalam berbagai bidang, origami terus berkembang sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang menarik. Ini merupakan contoh yang luar biasa tentang bagaimana sebuah tradisi yang berasal dari masa lalu dapat bertransformasi menjadi sesuatu yang relevan dan berdampak di seluruh dunia.
Hmm... ada yang mau menambahkan?