Bagaimana Sejarah dan Asal Usul Dinasti Mamluk?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/10/bagaimana-sejarah-dan-asal-usul-dinasti.html
Ilustrasi/tribunnewswiki.com |
Dinasti Mamluk, juga dikenal sebagai Dinasti Mamluk Mesir atau Dinasti Bahri dan Dinasti Mamluk Jalairi, adalah dinasti yang memerintah di wilayah Mesir dan wilayah-wilayah sekitarnya selama hampir dua abad. Dinasti ini memiliki asal usul yang unik, terutama dalam hal bagaimana para pemimpin mereka awalnya adalah budak-budak militer.
Asal usul Mamluk
Asal usul istilah "Mamluk" berasal dari bahasa Arab, yang berarti "budak". Pada awalnya, para Mamluk adalah orang-orang yang diperbudak dan kemudian dilatih sebagai prajurit oleh Dinasti Abbasid di Kekhalifahan Abbasiyah, yang berbasis di Baghdad. Mereka terutama berasal dari budak-budak Turki, Kaukasia, dan bahkan beberapa budak berasal dari wilayah Eropa Timur.
Seiring waktu, Mamluk bukan hanya menjadi prajurit biasa, tetapi mereka juga mengisi posisi-posisi penting dalam militer dan pemerintahan. Mereka menjadi kekuatan yang sangat kuat di dalam negeri, dan sering kali berperan sebagai penasihat kekhalifahan.
Asal usul Dinasti Bahri (Bahri Mamluk)
Dinasti Bahri Mamluk dimulai pada tahun 1250 ketika para Mamluk yang berasal dari Asia Tengah, terutama Mongolia, melancarkan pemberontakan dan merebut kekuasaan dari Kekhalifahan Abbasiyah di Mesir. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh seorang Mamluk bernama Aybak, yang kemudian menjadi pemimpin pertama dari dinasti ini. Mereka memilih Kairo sebagai ibu kota mereka.
Pada masa pemerintahan Dinasti Bahri, Mamluk tetap menjadi kekuatan dominan dalam pemerintahan Mesir, dan membentuk sesuatu yang disebut sebagai "sistem bayar mundur", di mana para prajurit Mamluk harus membayar untuk mendapatkan posisi dan kekayaan. Dinasti Bahri juga berhasil menghadapi serangan dari Mongol yang sedang menaklukkan wilayah-wilayah di sekitar Mesir.
Asal usul Dinasti Jalairi (Jalairi Mamluk)
Dinasti Jalairi Mamluk dimulai pada tahun 1382 ketika Barquq, seorang Mamluk asal Mongolia, merebut kekuasaan dari Dinasti Bahri. Dengan demikian, Dinasti Jalairi mengakhiri masa pemerintahan Dinasti Bahri yang telah berlangsung selama sekitar 130 tahun.
Para penguasa Dinasti Jalairi, seperti Barquq, mendukung seni dan budaya, membangun masjid, sekolah, dan proyek-proyek infrastruktur lainnya. Mereka juga menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain di Timur Tengah dan melakukan berbagai ekspedisi militer. Namun, seperti dinasti Mamluk sebelumnya, mereka juga menghadapi ancaman dari luar, termasuk serangan dari Kekaisaran Mongol Timur.
Kesultanan Mamluk di Timur Tengah
Selama pemerintahan dinasti Mamluk, Mesir menjadi salah satu pusat kekuasaan yang penting di Timur Tengah. Mereka berhasil menghalangi serangan Mongol yang mengancam wilayah-wilayah Muslim, juga menghadapi serangan dari Kesultanan Mongol Timur di Anatolia (sekarang Turki). Mamluk juga menjaga kendali atas wilayah Palestina dan Yerusalem, yang menjadi sasaran penting selama Zaman Salib.
Selama masa pemerintahan Mamluk, Kairo menjadi pusat intelektual dan budaya yang penting, dengan pembangunan universitas dan pusat studi Islam yang terkenal. Mamluk juga berperan dalam perdagangan dan diplomasi dengan negara-negara Eropa, yang menjadikan Mesir sebagai pusat perdagangan global pada saat itu.
Akhir Dinasti Mamluk
Dinasti Mamluk berakhir pada tahun 1517 ketika Kesultanan Utsmaniyah di bawah pimpinan Sultan Selim I menaklukkan Mesir. Penaklukan tersebut mengakhiri hampir dua abad pemerintahan Mamluk di Mesir. Namun, budaya dan warisan Mamluk tetap hidup dalam sejarah Mesir dan Timur Tengah.
Dinasti Mamluk adalah salah satu contoh unik dalam sejarah, di mana budak-budak militer yang awalnya dilatih untuk berperang menjadi pemimpin dan penguasa yang berpengaruh dalam wilayah yang luas. Meskipun mereka menghadapi banyak tantangan dan ancaman, Dinasti Mamluk berhasil mempertahankan kedaulatan Mesir dan memberikan kontribusi signifikan dalam bidang seni, budaya, dan sejarah di wilayah tersebut.
Hmm... ada yang mau menambahkan?