Apa yang Disebut Post Hoc Ergo Propter Hoc?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/10/apa-yang-disebut-post-hoc-ergo-propter.html
Ilustrasi/wirelessphilosophy |
"Post hoc ergo propter hoc" adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "setelah itu, oleh karena itu". Ungkapan ini merujuk pada kesalahan pemikiran yang sering terjadi dalam penalaran kausalitas atau hubungan sebab-akibat.
Ketika seseorang menggunakan argumen "post hoc ergo propter hoc", mereka menyimpulkan bahwa karena satu peristiwa terjadi setelah peristiwa lain, maka peristiwa pertama adalah penyebab peristiwa kedua. Namun, ini adalah bentuk pemikiran yang bias, dan kausalitas sebenarnya tidak selalu terbukti.
Penalaran "post hoc ergo propter hoc" adalah kesalahan logika, dan sering kali perlu dihindari dalam penalaran yang cermat dan ilmiah. Hanya karena dua peristiwa terjadi secara berurutan, tidak berarti bahwa satu peristiwa menyebabkan yang lain. Berikut uraian lebih lanjut tentang "post hoc ergo propter hoc", serta contoh-contohnya:
Pengertian"post hoc ergo propter hoc"
Pemahaman "post hoc ergo propter hoc" menggambarkan kesalahan penalaran kausal yang terjadi ketika seseorang menyimpulkan bahwa karena suatu peristiwa terjadi setelah peristiwa lain, maka peristiwa pertama adalah penyebab peristiwa kedua. Dengan kata lain, orang mengabaikan bukti-bukti lain yang mungkin mempengaruhi peristiwa tersebut, dan menyimpulkan hubungan sebab-akibat berdasarkan urutan waktu.
Sering kali, hubungan sebab-akibat benar-benar kompleks dan memerlukan analisis mendalam, tetapi "post hoc ergo propter hoc" adalah penyederhanaan yang sering digunakan untuk membuat penjelasan yang lebih sederhana.
Contoh "post hoc ergo propter hoc"
Pertandingan bola basket: Bayangkan seorang pemain bola basket yang memakai kaos tertentu pada pertandingan, dan timnya menang. Dia kemudian menyimpulkan bahwa kaos itu adalah penyebab kemenangan mereka. Namun, tentu saja, kesuksesan timnya mungkin disebabkan oleh banyak faktor lain, seperti strategi permainan, keahlian pemain lain, atau performa lawan.
Kehamilan dan stres: Seseorang mungkin menyimpulkan bahwa stres yang dialami selama periode tertentu adalah penyebab kehamilan.
Misalnya, jika seseorang mengalami stres saat menghadapi ujian, dan kemudian menemukan dirinya hamil, dia mungkin salah mengasumsikan bahwa stres yang dialami adalah yang menyebabkan kehamilan. Namun, kehamilan memiliki penyebab biologis yang berbeda, dan stres hanya terjadi pada saat yang sama.
Pencemaran udara dan penyakit: Jika sejumlah orang mulai mengalami penyakit pernapasan setelah adanya peningkatan pencemaran udara di wilayahnya, mereka mungkin berasumsi bahwa pencemaran udara tersebut adalah penyebab penyakit mereka.
Meskipun pencemaran udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia, tidak mungkin untuk dengan pasti menyimpulkan hubungan sebab-akibat hanya berdasarkan urutan waktu. Penyakit pernapasan bisa disebabkan oleh banyak faktor lain, termasuk infeksi dan kerentanan individu.
Pemilu dan cuaca: Jika seorang kandidat memenangkan pemilu setelah cuaca cerah pada hari pemilihan, orang mungkin mengklaim bahwa cuaca cerah yang membuat mereka menang. Faktanya, kemenangan dalam pemilu sangat dipengaruhi oleh kampanye, dukungan pemilih, dan faktor-faktor politik lainnya, dan cuaca hanyalah salah satu variabel di antara banyak variabel yang mempengaruhi hasil pemilu.
Dampak "post hoc ergo propter hoc"
Pemikiran "post hoc ergo propter hoc" dapat memiliki berbagai dampak yang merugikan. Ini dapat mengarah pada kesalahan penilaian dan pengambilan keputusan yang buruk. Ketika orang memahami kausalitas dengan cara yang salah, mereka mungkin mengambil tindakan yang tidak beralasan atau tidak efektif.
Selain itu, hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang hubungan sebab-akibat dalam berbagai konteks, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam analisis ilmiah.
Dalam ilmu pengetahuan dan penelitian, penting untuk menggunakan metode ilmiah yang ketat untuk menentukan hubungan sebab-akibat. Hal ini melibatkan pengumpulan bukti yang lebih kuat dan analisis yang cermat untuk menghindari penarikan kesimpulan yang tidak benar.
Hmm... ada yang mau menambahkan?