Apa yang Disebut Pembuangan Babilonia dalam Sejarah?

Ilustrasi/grid.id
Pembuangan Babilonia, juga dikenal sebagai Pembuangan Babel, adalah peristiwa penting dalam sejarah Yahudi, yang terjadi pada abad ke-6 SM. Ini adalah masa ketika Raja Nebukadnezar II dari Babel menaklukkan Kerajaan Yehuda, termasuk ibu kota mereka, Yerusalem, dan membawa sebagian besar penduduk Yehuda ke dalam pembuangan ke Babel. 

Latar belakang

Pada awalnya, Kerajaan Yehuda adalah salah satu dari dua kerajaan Israel kuno, yang lainnya adalah Kerajaan Israel Utara. Namun, setelah pecahnya kerajaan besar Israel menjadi dua kerajaan yang lebih kecil, Yehuda dan Israel Utara, Kerajaan Yehuda terus ada. 

Pada abad ke-8 SM, Kerajaan Israel Utara jatuh ke tangan Asyur, yang mengusir banyak penduduknya dari wilayah tersebut dalam suatu kejadian yang dikenal sebagai "Penghancuran Utara".

Kekuasaan Babel

Pada abad ke-7 SM, Babel, yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar II, mulai memperluas kekuasaannya di Timur Dekat. Yerusalem menjadi target Nebukadnezar karena posisinya yang strategis, dan kekayaannya. 

Pada tahun 587 SM, pasukan Babel mengepung dan menaklukkan Yerusalem, setelah berbulan-bulan pengepungan yang berdarah. Kota itu dijarah, Bait Suci (Kuil Salomo) dihancurkan, dan banyak penduduk Yehuda ditangkap.

Pembuangan Babilonia

Pembuangan Babilonia dimulai setelah penaklukan Yerusalem. Raja Nebukadnezar membawa sejumlah besar penduduk Yehuda ke Babel sebagai tawanan perang. Dalam kitab-kitab Alkitab seperti Kitab 2 Raja-raja dan Kitab 2 Tawarikh, peristiwa ini dijelaskan sebagai masa penangkapan dan pengasingan yang melibatkan banyak orang, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Nabi Yeremia.

Orang-orang Yehuda yang dibawa ke Babel dipaksa hidup dalam pembuangan yang sulit, dan menghadapi kondisi yang keras. Mereka terpisah dari tanah air mereka, dari Kuil Suci mereka, dan dari identitas budaya dan agama mereka. Selama pembuangan ini, orang-orang Yehuda terus menghadapi tantangan untuk mempertahankan identitas mereka sebagai bangsa dan umat Tuhan.

Dampak Pembuangan Babilonia

Pembuangan Babilonia memiliki dampak yang mendalam pada sejarah dan identitas Yahudi. Selama masa pembuangan ini, tradisi lisan jadi sangat penting, karena banyak pengetahuan budaya dan agama harus dipertahankan tanpa akses langsung ke Kuil Suci dan tanah air mereka. 

Beberapa kitab dalam Alkitab, seperti Kitab Mazmur dan Kitab Yehezkiel, ditulis selama pembuangan ini, dan mencerminkan pengalaman spiritual dan pemikiran orang-orang Yehuda selama masa tersebut.

Pembuangan Babilonia juga membantu membentuk pemikiran teologis Yahudi tentang kenapa tragedi ini terjadi. Beberapa nabi, seperti Yeremia, mengajukan penjelasan tentang pembuangan sebagai hukuman dari Tuhan atas penyembahan berhala dan ketidaksetiaan umat Israel. 

Selain itu, Pembuangan Babilonia juga menjadi awal perkembangan Sinagoge, tempat ibadah yang menjadi pusat spiritual bagi orang-orang Yahudi di luar Tanah Israel.

Selama beberapa dekade berikutnya, situasi politik di wilayah Timur Dekat berubah, dan bangsa Babilonia yang kuat mengalami penurunan. Pada akhirnya, Kekaisaran Persia, yang dipimpin oleh Koresy II, mengalahkan Babel dan memungkinkan sejumlah tawanan Yehuda untuk kembali ke tanah air mereka. Ini dikenal sebagai masa kembalinya pembuangan, yang dicatat dalam Kitab Ezra dan Kitab Nehemia dalam Alkitab.

Pembuangan Babilonia adalah peristiwa bersejarah yang tidak hanya memiliki dampak penting dalam sejarah Yahudi, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan agama dan budaya Yahudi yang berkelanjutan. Pengalaman pembuangan ini membentuk identitas dan pemikiran Yahudi selama ribuan tahun, mengingatkan mereka tentang arti penting setia kepada Tuhan dan budaya mereka, bahkan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan besar.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 1188542837454797486

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item