Siapakah William I atau William Sang Penakluk?

Ilustrasi/inakoran.com
William Sang Penakluk, yang lebih dikenal dengan sebutan William I dari Inggris atau William the Conqueror, adalah pemimpin yang penting dalam sejarah Inggris dan Prancis. Ia adalah penguasa pertama dari Dinasti Plantagenet, dan dikenal karena penaklukan Inggris oleh Norman pada tahun 1066, yang berakhir dengan Pertempuran Hastings. 

Kehidupan awal

William lahir sekitar tahun 1028 di Falaise, Normandia (sekarang bagian dari Prancis), sebagai putra Robert I, Duke of Normandy, dan seorang wanita bernama Herleva. William sering disebut sebagai "William Sang Penakluk" karena penaklukan terkenalnya atas Inggris. Tetapi di Normandia, ia dikenal sebagai William Sang Bastard karena status kelahirannya yang tidak sah.

Setelah kematian Robert I, William mengambil alih tahta Normandia pada usia yang relatif muda, dan pemerintahannya diawasi oleh wali-wali dan pendukungnya. Ini adalah masa muda yang sulit, dan William harus menghadapi pemberontakan dan intrik politik yang rumit.

Penaklukan Inggris

Puncak karier William adalah penaklukan Inggris pada tahun 1066. Klaim atas tahta Inggris menjadi subjek konflik setelah kematian Raja Edward yang saleh. Edward telah diasingkan di Normandia sebelumnya, dan William mengklaim bahwa Edward telah menunjuknya sebagai penerus tahta Inggris. Namun, Harold Godwinson, seorang bangsawan Inggris, juga mengklaim takhta tersebut.

Pertempuran kunci yang memutuskan masa depan Inggris adalah Pertempuran Hastings, yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 1066. William dan pasukannya berhasil mengalahkan Harold Godwinson, yang tewas dalam pertempuran tersebut. 

Setelah kemenangan di Hastings, William menaiki tahta Inggris, dan dikenal sebagai William I dari Inggris, yang juga sering disebut sebagai William Sang Penakluk.

Pemerintahan di Inggris

Pemerintahan William di Inggris adalah masa yang ditandai oleh perubahan dalam administrasi dan kepemilikan tanah. Salah satu langkah paling pentingnya adalah penyusunan Domesday Book pada tahun 1086, sebuah catatan besar yang mencatat kepemilikan tanah dan sumber daya di seluruh Inggris. 

Ini adalah upaya besar untuk mengkatalogkan aset-aset kerajaan dan pajak yang dapat dipungut. Domesday Book tetap menjadi sumber berharga untuk sejarah sosial, ekonomi, dan politik Inggris pada masa itu.

William juga memperkenalkan sistem feodal yang kuat di Inggris, di mana ia memberikan tanah kepada bangsawan Normandia yang setia padanya, sebagai hadiah atas dukungan mereka dalam penaklukan. Ini menggantikan banyak pemilik tanah Inggris sebelumnya, dan mengubah lanskap kepemilikan tanah di Inggris.

Selama pemerintahannya, William menghadapi perlawanan berulang kali dari bangsawan Inggris dan penduduk setempat yang menentang dominasi Norman. Ini termasuk Pemberontakan Inggris Utara pada tahun 1069-1070 dan Pemberontakan Hereward pada tahun 1070-an.

Peninggalan William Sang Penakluk

William Sang Penakluk meninggal pada tahun 1087 akibat cedera yang dia alami saat jatuh dari kudanya. Setelah kematiannya, tahta Inggris diwariskan kepada putra sulungnya, William II, yang dikenal sebagai William Sang Merah. 

Pemerintahan Norman di Inggris berlanjut di bawah keturunannya, dan pengaruh Norman sangat mempengaruhi budaya, bahasa, dan struktur sosial Inggris. Periode ini juga melihat perkembangan bahasa Inggris yang lebih modern, dengan banyak kata dan frasa Norman yang memasuki bahasa tersebut.

Pemerintahan William Sang Penakluk mengubah wajah Inggris secara signifikan. Ia membawa struktur feodal yang lebih ketat, administrasi yang lebih efisien, dan catatan properti tanah yang akurat. Pada saat yang sama, Inggris mengalami percampuran budaya antara bangsawan Norman dan penduduk asli Inggris. Pemerintahannya juga mengokohkan status Norman sebagai pemimpin politik di Inggris selama berabad-abad kemudian.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 6536079256694627036

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item