Siapa yang Membangun Tembok Ratapan?

Ilustrasi/bbc.com
Tembok Ratapan, juga dikenal sebagai Tembok Barat atau Tembok Bait Suci, adalah salah satu struktur paling ikonik di dunia yang terletak di Kota Lama Yerusalem, Israel. Tembok ini memiliki sejarah yang kaya dan kompleks, yang melibatkan banyak pemimpin, budaya, dan periode waktu yang berbeda. 

Pembangunan awal Tembok Ratapan dimulai pada sekitar abad ke-10 SM, saat Raja Salomo memerintah Kerajaan Israel Kuno. Raja Salomo memerintahkan pembangunan Bait Suci, sebuah kuil yang menghormati Allah dalam tradisi Yahudi, di mana Tabut Perjanjian akan ditempatkan. Tembok yang mengelilingi Bait Suci ini adalah awal dari apa yang sekarang kita kenal sebagai Tembok Ratapan.

Namun, Tembok ini mengalami kerusakan dan penghancuran selama sejarah berbagai invasi dan penaklukan. Salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah Tembok Ratapan adalah penghancuran Bait Suci oleh tentara Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar II pada tahun 586 SM. Ini menyebabkan penghancuran sebagian besar Tembok Ratapan dan pengepungan Yerusalem.

Pembangunan kembali Tembok Ratapan dimulai pada abad ke-5 SM di bawah pemerintahan Nehemia, seorang pejabat Persia dan pemimpin agama Yahudi. Dia memimpin proyek pembangunan kembali Tembok Ratapan untuk melindungi kota dan Bait Suci yang direkonstruksi kembali. Tembok ini menjadi simbol kembali bangkitnya Yerusalem setelah pembuangan Babel.

Selanjutnya, pada abad ke-1 SM, Raja Herodes Agung memulai proyek renovasi besar-besaran di Yerusalem, termasuk pemperluasan Bait Suci dan pembangunan kembali Tembok Ratapan. Ini adalah versi Tembok Ratapan yang lebih besar dan megah yang dapat kita lihat sebagian besar hingga hari ini. Raja Herodes menggunakan batu besar dan kuat untuk memperkuat tembok ini, menciptakan struktur yang akan bertahan selama ribuan tahun.

Selama zaman Romawi, tepatnya pada tahun 70 M, selama Perang Yahudi-Romawi, Yerusalem dikepung oleh pasukan Romawi di bawah komando Jenderal Titus. Akhirnya, Bait Suci dan Tembok Ratapan dihancurkan oleh pasukan Romawi dalam peristiwa yang dikenal sebagai Penghancuran Bait Suci Kedua. Tembok Ratapan yang megah itu sebagian besar hancur, dan hanya bagian-bagiannya yang bertahan.

Selama berabad-abad berikutnya, Tembok Ratapan tetap berada di bawah kontrol berbagai kekuatan, dan berfungsi sebagai batas dan pertahanan kota. Pada abad ke-7 M, selama penaklukan Islam, Tembok Ratapan menjadi situs suci dalam agama Islam. Masjid Al-Aqsa dibangun dekat Tembok Ratapan, dan Tembok itu sendiri dikenal sebagai Tembok Barat oleh umat Muslim.

Selama era modern, pada abad ke-20, Tembok Ratapan menjadi subjek perselisihan politik yang intens antara Israel dan Palestina. Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel mengambil kendali penuh atas Yerusalem Timur, termasuk Tembok Ratapan. Hal ini memicu ketegangan antara Israel dan dunia Arab, yang melihat Yerusalem Timur sebagai bagian dari Palestina yang diduduki. 

Pada tahun 1980, Israel secara resmi mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kotanya, dan mengklaim kedaulatannya atas seluruh kota ini, termasuk Tembok Ratapan.

Tembok Ratapan menjadi tujuan penting bagi peziarah Yahudi, Kristen, dan Muslim, dan terus menjadi salah satu ikon paling dikenal di dunia. Pembangunan dan perubahan struktural Tembok Ratapan selama berabad-abad mencerminkan sejarah dan kompleksitas Yerusalem dan Timur Tengah secara keseluruhan. Bagi banyak orang, Tembok Ratapan bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga simbol spiritual dan politik yang kuat.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 373391607275689799

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item