Bagaimana Asal Usul Perang Korea (1950-1953)?

Ilustrasi/kumparan.com
Perang Korea (1950-1953), juga dikenal sebagai Perang Korea Utara-Selatan, adalah konflik militer yang terjadi di Semenanjung Korea, antara Korea Utara yang didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok, dengan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat dan Sekutu Barat. 

Konflik ini memiliki akar sejarah yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor, termasuk perpecahan pasca-Perang Dunia II, ideologi, dan rivalitas global antara Blok Barat dan Blok Timur. 

Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, Korea, yang sebelumnya merupakan koloni Jepang, menjadi pusat perhatian dalam perundingan pasca-perang. Kesepakatan Potsdam pada 1945 membagi Korea menjadi dua zona pendudukan: zona utara yang dikuasai Uni Soviet dan zona selatan yang dikuasai Amerika Serikat. Pemisahan ini sementara, karena diperkirakan Korea akan bersatu setelah pemilihan umum yang akan diadakan di seluruh Semenanjung.

Selama pendudukan pasca-Perang Dunia II, kedua zona pendudukan mengembangkan pemerintahan yang berbeda. Zona utara membentuk pemerintahan komunis yang dipimpin oleh Kim Il-sung, yang didukung Uni Soviet. Di zona selatan, pemerintahan otoriter yang dipimpin oleh Syngman Rhee, yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat, berkuasa. Perbedaan ideologi antara kedua zona ini semakin memperdalam kesenjangan politik dan sosial.

Perang Dingin antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet menciptakan atmosfer global yang tegang. Korea menjadi salah satu medan pertempuran simbolis, di mana kedua blok bersaing mempengaruhi arah politik Semenanjung Korea.

Pada 25 Juni 1950, Korea Utara yang didukung Uni Soviet meluncurkan serangan militer mendadak ke Korea Selatan. Serangan ini dimulai dengan penyeberangan Sungai 38 yang memisahkan kedua Korea. Penyerangan ini dianggap sebagai tindakan agresi yang bertujuan untuk menyatukan Korea di bawah pemerintahan komunis di bawah Kim Il-sung.

Pada saat Korea Utara meluncurkan invasi, Amerika Serikat memandangnya sebagai ancaman terhadap stabilitas di Asia Timur, dan sebagai upaya ekspansionisme komunis. 

Amerika Serikat segera bergerak untuk mendukung Korea Selatan dengan persetujuan PBB, yang mengeluarkan resolusi yang mendesak Korea Utara untuk menarik mundur pasukannya. Pasukan Amerika Serikat, bersama dengan pasukan dari negara-negara Sekutu Barat dan anggota PBB lainnya, ikut serta dalam konflik ini.

Perang berskala besar

Perang Korea berlangsung dengan intensitas yang tinggi selama tiga tahun. Perang ini melibatkan pertempuran sengit, pergerakan militer besar-besaran, dan pertempuran di seluruh Semenanjung Korea. Kota-kota seperti Seoul dan Pyongyang berubah kekuasaan beberapa kali selama konflik.

Pada 27 Juli 1953, kedua belah pihak setuju untuk menghentikan pertempuran, dengan menandatangani Kesepakatan Gencatan Senjata Korea di Panmunjom. Kesepakatan ini menetapkan zona demiliterisasi, dan menetapkan perbatasan antara Korea Utara dan Selatan yang mirip dengan perbatasan sebelum perang.

Dampak Perang Korea

Perang Korea memiliki dampak yang signifikan, termasuk:

Pembagian Korea yang tetap berlangsung hingga hari ini, dengan Korea Utara menjadi negara komunis, dan Korea Selatan menjadi negara demokratis.

Dampak fisik yang besar pada Semenanjung Korea, termasuk kerusakan infrastruktur dan kematian yang besar.

Koreksi dalam geopolitik Asia Timur dan peningkatan hubungan antara Amerika Serikat dan Jepang.

Konflik yang belum sepenuhnya berakhir, karena kedua negara masih berada dalam situasi perang teknis hingga saat ini.

Perang Korea adalah salah satu konflik yang paling mencerminkan perang ideologi dan rivalitas global antara Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin. Ini juga merupakan peristiwa penting dalam sejarah Korea dan kawasan Asia Timur.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 4241241795359196400

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item