Bagaimana Asal Usul Jas dan Kemeja Jadi Busana Resmi Pria?

Ilustrasi/cnnindonesia.com
Asal usul jas dan kemeja sebagai busana resmi pria merupakan cerita yang melibatkan perkembangan mode, evolusi sosial, dan perubahan budaya selama berabad-abad. 

Sejarah jas sebagai busana resmi pria dimulai pada abad ke-17 di Inggris. Pada masa itu, pakaian pria terdiri dari pakaian luar yang longgar dan kasual seperti mantel panjang dan jubah. Namun, perubahan dalam mode pria dimulai ketika Raja Charles II dari Inggris memperkenalkan "vesti ad latus", yang dapat dianggap sebagai awal jas modern. Vesti ad latus adalah pakaian luar yang lebih ketat dengan potongan yang lebih bersih dan lebih rapi, yang jadi lebih populer di kalangan bangsawan.

Pada awal abad ke-19, George "Beau" Brummell, seorang dandy terkenal dari Inggris, memainkan peran penting dalam pengembangan jas sebagai busana resmi. Dia mengadvokasi penggunaan jas yang dipotong dengan presisi dan disesuaikan dengan tubuh dengan sempurna. Brummell juga mengenalkan konsep bahwa seorang pria harus terlihat rapi dan bersih dalam pakaian formalnya. Konsep ini menjadi dasar dari aturan berbusana formal bagi pria.

Perkembangan selanjutnya dalam sejarah jas adalah ketika Tailcoat menjadi tren pada abad ke-19. Tailcoat adalah jas berpotongan khusus yang memiliki ekor panjang di bagian belakang, dan sering digunakan dalam acara-acara formal seperti pesta dansa malam. Selain itu, pada abad ke-19 juga muncul jas pagi (morning coat) yang merupakan varian lain dari jas formal yang digunakan pada pagi hari.

Pada pertengahan abad ke-19, Charles Frederick Worth, seorang perancang busana terkenal asal Prancis, mengenalkan pakaian "Tuxedo", yang dikenal sebagai smoking di Amerika Serikat. Ini adalah jas hitam yang lebih santai dibandingkan tailcoat, dan jadi populer di acara-acara malam yang semi-formal. Smoking memicu perkembangan busana formal pria yang lebih bervariasi.

Sementara itu, kemeja pria juga mengalami perkembangan seiring waktu. Kemeja pertama kali digunakan sebagai pakaian dalam pada abad pertengahan, dan cenderung terbuat dari linen atau katun. Namun, pada abad ke-19, kemeja mulai muncul sebagai bagian integral dari busana luar pria. Kemeja jadi lebih nyaman dan sering kali dipakai dengan dasi dan jas.

Perkembangan yang paling penting dalam sejarah kemeja pria adalah penemuan kemeja lengan panjang oleh desainer asal Amerika, John E. Brooks, pada tahun 1896. Ini adalah langkah besar dalam mode pria, karena kemeja lengan panjang menjadi norma dalam busana sehari-hari dan formal pria. Kemeja dengan kerah yang bisa digulung jadi populer, dan menjadi dasar bagi banyak model kemeja pria modern.

Pada abad ke-20, perkembangan teknologi dan industri tekstil memungkinkan produksi massal jas dan kemeja. Hal ini membuat jas dan kemeja lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Selama periode ini, desainer fashion seperti Giorgio Armani, Ralph Lauren, dan Calvin Klein, memainkan peran besar dalam mengubah wajah mode pria dengan merancang jas dan kemeja yang modern dan beragam.

Hingga saat ini, jas dan kemeja tetap menjadi bagian integral dari busana formal pria. Mereka mencerminkan tradisi, elegansi, dan rapihnya penampilan pria dalam berbagai acara formal, seperti pernikahan, pesta, dan acara bisnis. Sementara mode terus berkembang, jas dan kemeja tetap menjadi elemen yang klasik dan penting dalam busana pria, mewakili kombinasi antara sejarah yang kaya dan tren yang terus berubah.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Budaya 9141089653864846550

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item