Mengapa Ada Orang yang Nafsu Pada Dirinya Sendiri?

Ilustrasi/viva.co.id

Kondisi ketertarikan seksual terhadap diri sendiri atau nafsu pada diri sendiri disebut autoeroticism. Kondisi ini mungkin terjadi pada sebagian kecil populasi manusia, dan menjadi topik yang tabu untuk dibicarakan. Namun, meskipun jarang dibahas secara terbuka, ada beberapa penjelasan ilmiah tentang kondisi ini.

Salah satu penjelasan ilmiah tentang autoeroticism adalah bahwa hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari kondisi psikologis tertentu, seperti gangguan kepribadian atau masalah dalam pengembangan seksual. Beberapa studi menunjukkan bahwa kondisi psikologis seperti gangguan kecemasan, depresi, atau trauma masa lalu, dapat berkontribusi pada kondisi ini.

Selain faktor psikologis, kondisi ini juga dapat terjadi sebagai hasil dari stimulus visual atau sensorik tertentu. Stimulus ini dapat membangkitkan rasa ketertarikan pada diri sendiri, dan menyebabkan kondisi autoeroticism. Misalnya, seseorang mungkin merasa tertarik pada gambar atau video yang menampilkan dirinya sendiri, atau pada suara atau aroma tertentu.

Kondisi ini juga dapat terjadi sebagai hasil dari masalah hormonal tertentu. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa kadar hormon androgen yang tinggi dapat menyebabkan orang merasa tertarik pada diri sendiri, dan mengalami hasrat seksual yang kuat terhadap diri sendiri.

Namun, meskipun ada beberapa penjelasan ilmiah tentang kondisi autoeroticism, masih belum banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami kondisi ini secara lebih rinci. Mungkin karena tabu atau stigma yang melekat pada kondisi ini, sehingga sulit untuk melakukan penelitian yang objektif.

Yang perlu diingat, kondisi autoeroticism, seperti halnya bentuk hasrat atau orientasi seksual lainnya, merupakan hal yang normal dan alami dalam spektrum kehidupan seksual manusia. Meskipun dapat membingungkan atau kontroversial bagi sebagian orang, mereka yang mengalami kondisi ini sebaiknya tidak merasa bersalah atau terganggu olehnya. 

Jika kondisi ini mengganggu kehidupan sehari-hari, atau menyebabkan masalah dalam hubungan sosial atau pekerjaan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan dan dukungan yang diperlukan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?