Apa yang Disebut Behaviorisme dalam Psikologi?

Ilustrasi/thepapuajournal.com
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menekankan pentingnya pengamatan perilaku yang dapat diamati dan diukur sebagai dasar untuk memahami aspek-aspek psikologis manusia. Aliran ini percaya bahwa semua perilaku manusia, baik yang kompleks maupun sederhana, dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip belajar dan pemrosesan informasi, serta dapat dimodifikasi melalui penggunaan teori-teori belajar.

Behaviorisme berkembang pada awal abad ke-20 di Amerika Serikat, dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti John B. Watson dan B.F. Skinner. Watson mengemukakan pandangan bahwa perilaku manusia adalah produk dari pengalaman, terutama belajar melalui pengondisian. Skinner, di sisi lain, memperkenalkan teori tentang penguatan, di mana perilaku dapat diperkuat atau ditekan melalui konsekuensi yang diterima.

Dalam praktiknya, behaviorisme melibatkan pengamatan terhadap perilaku yang terukur secara objektif, baik dalam eksperimen maupun dalam kehidupan sehari-hari. Para behavioris sering menggunakan metode eksperimen laboratorium untuk menguji teori-teori mereka, dan juga mengumpulkan data tentang perilaku manusia dari observasi di lapangan.

Beberapa konsep utama dalam behaviorisme adalah:

Pengondisian klasik: Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengalaman terkait stimulus yang mendahului suatu respons atau tindakan. Misalnya, seseorang yang terbiasa makan kue cokelat setiap kali dia melihat kue tersebut, akhirnya akan mengasosiasikan kue cokelat dengan rasa manis dan merasa senang saat melihat kue tersebut.

Penguatan: Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku manusia dapat diperkuat atau ditekan melalui konsekuensi yang diterima. Penguatan positif dapat meningkatkan kemungkinan suatu perilaku akan diulang, sementara penguatan negatif dapat mengurangi kemungkinan perilaku akan diulang.

Pengondisian operan: Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui konsekuensi yang mengikuti suatu perilaku. Contohnya, seseorang yang memperoleh penguatan positif dalam bentuk pujian atau imbalan setelah melakukan suatu tindakan, akan cenderung melakukan tindakan tersebut lagi di masa depan.

Generalisasi: Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku yang dipelajari dapat diterapkan pada situasi yang serupa. Sebagai contoh, seseorang yang belajar merespons suatu stimulus tertentu, seperti suara alarm, kemungkinan besar juga akan merespons stimulus lain yang terdengar mirip alarm, seperti suara bel sekolah.

Meskipun behaviorisme memiliki banyak pengaruh dalam bidang psikologi dan pendidikan, aliran ini juga mendapat kritik dari para kritikusnya karena menekankan pengamatan perilaku yang terukur secara objektif dan kurang memperhatikan aspek psikologis manusia yang lebih kompleks, 

Pendekatan behaviorisme dalam psikologi berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan menekankan pentingnya faktor lingkungan dalam membentuk perilaku. Menurut pandangan behaviorisme, perilaku dipelajari melalui proses pembelajaran, di mana individu belajar untuk mengaitkan stimulus tertentu dengan respons tertentu.

Salah satu behavioris yang paling berpengaruh adalah B.F. Skinner, yang mengembangkan teori kondisioning operan. Teori ini menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensinya, di mana konsekuensi positif memperkuat perilaku dan konsekuensi negatif menghambatnya. Skinner berpendapat bahwa individu tidak memiliki kemauan bebas dan bahwa perilaku sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan.

Pendekatan behaviorisme telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, terapi perilaku, dan psikologi industri. Dalam pendidikan, pendekatan ini memandang pembelajaran sebagai proses pembentukan perilaku, di mana guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membentuk perilaku yang diinginkan.

Dalam terapi perilaku, pendekatan behaviorisme digunakan untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, jika seseorang memiliki fobia terhadap laba-laba, terapis perilaku akan menggunakan teknik desensitisasi sistematis untuk membantu individu tersebut mengurangi ketakutan dan meningkatkan perilaku positif terhadap laba-laba.

Dalam psikologi industri, pendekatan behaviorisme dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Misalnya, pelatihan perilaku dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam hal kinerja, pengambilan keputusan, dan interaksi sosial di tempat kerja.

Namun, pendekatan behaviorisme juga mendapat kritik dan kontroversi. Beberapa kritikus menganggap bahwa pendekatan ini terlalu menyederhanakan kompleksitas manusia dan mengabaikan faktor internal seperti emosi, persepsi, dan motivasi. Kritikus juga menganggap bahwa teori operant conditioning terlalu mekanistik, dan mengesampingkan peran pemikiran dan interpretasi individu dalam membentuk perilaku.

Meski begitu, pendekatan behaviorisme masih merupakan kontribusi penting dalam sejarah psikologi modern, dan memberikan kontribusi besar dalam pemahaman kita tentang pembelajaran dan pembentukan perilaku manusia.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Istilah Ilmiah 9102379783218262207

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item