Apa Saja Makanan yang Mengandung Sianida, dan Berapa Kadarnya?

Ilustrasi/bola.com
Singkong merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung sianida. Sianida pada singkong dihasilkan dari senyawa glikosida sianogenik yang terkandung di dalamnya. Glikosida sianogenik pada singkong terletak di kulit luarnya. Karena itu, sebelum dikonsumsi, singkong harus diolah terlebih dulu untuk mengurangi kadar sianida di dalamnya.

Sianida yang terkandung dalam singkong dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Gejala keracunan sianida pada manusia dapat berupa sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare, kesulitan bernapas, dan dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kematian.

Selain singkong, berikut ini beberapa makanan populer lain yang juga mengandung sianida, sehingga kita perlu hati-hati mengonsumsinya.

Biji apel

Biji apel mengandung senyawa amigdalin yang dapat menghasilkan asam hidrogen sianida (HCN) ketika dipecah oleh enzim dalam tubuh. Kandungan amigdalin pada biji apel bisa mencapai 0,6-3,8 mg/g biji. Namun, jumlah amigdalin yang dikandung dalam biji apel tidak cukup untuk menyebabkan keracunan sianida pada manusia, kecuali jika biji apel dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar.

Meski begitu, sebaiknya hindari mengonsumsi biji apel secara langsung, terutama jika biji tersebut masih berada di dalam buah. Karena biji apel dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar.

Kacang almond

Kacang almond juga mengandung senyawa glikosida sianogenik seperti pada singkong. Sianida pada kacang almond dihasilkan dari senyawa amigdalin yang terkandung di dalamnya. Namun, kadar amigdalin pada kacang almond lebih rendah dibandingkan dengan singkong. Sebagai perbandingan, kadar amigdalin pada kacang almond sekitar 4-5 mg/g, sedangkan pada singkong dapat mencapai 300-400 mg/g.

Jumlah amigdalin yang dikandung dalam kacang almond tidak cukup untuk menyebabkan keracunan sianida pada manusia, kecuali jika kacang almond dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar. Karena itu, kacang almond aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Buah ceri

Buah ceri mengandung senyawa amigdalin yang sama seperti pada biji apel. Namun, jumlah amigdalin yang dikandung dalam buah ceri lebih rendah dibandingkan biji apel. Karena itu, jumlah sianida yang dihasilkan dari buah ceri lebih kecil dibandingkan biji apel.

Namun, perlu diingat bahwa biji ceri mengandung kadar sianida yang cukup tinggi. Karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi biji ceri.

Buah-buahan

Beberapa jenis buah-buahan juga mengandung sianida, terutama pada bagian biji atau benihnya. Beberapa jenis buah-buahan yang mengandung sianida antara lain aprikot, ceri, persik, plum, buah bit, dan pisang kepok.

Meski mengandung sianida, buah-buahan tersebut masih aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, dan biasanya hanya berpotensi berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar.

Umbi-umbian

Selain singkong, beberapa jenis umbi-umbian lainnya juga mengandung sianida. Beberapa di antaranya adalah ubi kayu, ubi jalar, dan talas.

Umbi-umbian itu biasanya sudah mengandung sianida secara alami, dan umumnya aman untuk dikonsumsi setelah diolah dengan cara yang tepat. Misalnya, singkong harus diolah dengan cara direbus terlebih dulu untuk menghilangkan sianida yang terkandung di dalamnya.

Kacang-kacangan

Beberapa jenis kacang-kacangan juga mengandung sianida dalam jumlah kecil, seperti kacang tanah dan kacang kedelai. Namun, kandungan sianida dalam kacang-kacangan tersebut biasanya tidak signifikan, dan masih aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Sayuran

Beberapa jenis sayuran juga mengandung sianida dalam jumlah kecil, seperti sawi, brokoli, kol, dan lobak. Namun, seperti halnya kacang-kacangan, kandungan sianida dalam sayuran tersebut biasanya tidak signifikan, dan masih aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Meski beberapa makanan mengandung sianida, namun kandungan sianida dalam jumlah kecil pada makanan tersebut biasanya masih dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. 

Tubuh manusia dapat memetabolisme sianida dalam jumlah kecil tanpa menimbulkan efek yang merugikan. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar, sianida dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan, bahkan bisa berakibat fatal.

Karena itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan secara seimbang dan dalam jumlah yang wajar. Kita juga harus memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi sudah diolah dengan benar, terutama jika makanan tersebut diketahui mengandung sianida. Dengan begitu, kita dapat meminimalisir risiko efek berbahaya dari sianida dalam makanan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Makanan & Minuman 4240886262618645103

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item