Apa Itu Utilitarianisme, dan Siapa Penggagasnya?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/08/apa-itu-utilitarianisme-dan-siapa.html
Ilustrasi/detik.com |
Utilitarianisme adalah teori etika normatif yang berfokus pada konsep bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menghasilkan akibat paling banyak kebahagiaan bagi paling banyak orang. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh filsuf Inggris, Jeremy Bentham, pada akhir abad ke-18 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Stuart Mill.
Menurut teori utilitarianisme, kebahagiaan dan kesenangan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Bentham menganggap bahwa kesenangan dan rasa sakit adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kebahagiaan manusia, sedangkan Mill menyatakan bahwa kesenangan dapat berbeda-beda jenisnya, dan tingkat kepuasan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi pengalaman kesenangan.
Untuk menentukan apakah sebuah tindakan benar atau salah, utilitarianisme menekankan pada hasil akhir yang dihasilkan oleh tindakan tersebut. Jika tindakan tersebut menghasilkan hasil yang paling banyak menguntungkan bagi sebanyak mungkin orang, maka tindakan tersebut dianggap benar.
Dalam praktiknya, utilitarianisme mempertimbangkan dampak sosial, politik, dan ekonomi dari sebuah tindakan. Tindakan yang dianggap baik adalah tindakan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya untuk individu atau kelompok tertentu. Dalam hal ini, utilitarianisme sangat berbeda dari teori etika lainnya seperti deontologi atau etika kesusilaan.
Namun, utilitarianisme juga memiliki kelemahan. Satu kelemahan utama adalah bahwa teori ini menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan tertinggi, dan sering kali mengabaikan hak dan kewajiban moral yang mungkin bertentangan dengan pencapaian tujuan tersebut. Misalnya, tindakan yang merugikan sekelompok kecil orang mungkin dianggap benar jika hasil akhirnya lebih menguntungkan sebagian besar orang.
Selain itu, utilitarianisme juga sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang sulit untuk menentukan dampak dari sebuah tindakan dan siapa yang akan mendapatkan manfaat atau kerugian dari tindakan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan dalam menentukan apakah sebuah tindakan benar atau salah.
Meskipun utilitarianisme memiliki kelemahan, teori ini masih banyak dipakai dalam beberapa bidang, seperti politik, ekonomi, dan manajemen. Utilitarianisme membantu para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka, dan mencoba membuat keputusan yang terbaik bagi masyarakat secara keseluruhan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?