12 Tahun BSM, Refleksi dan Visi Pembelajaran

Ilustrasi/suara.com
Zaman sekolah dulu, saya suka meringkas pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan dari guru di kelas, menggunakan kata-kata saya sendiri, sehingga lebih mudah mempelajarinya. Kegiatan itu saya lakukan bukan karena ingin jadi juara kelas, tapi semata-mata karena saya senang melakukannya. Jadi, ketika kemudian dapat rangking tinggi, saya senang. Namun kalaupun tidak, ya tidak apa-apa, wong saya melakukan hal itu karena memang senang melakukannya.

Belakangan, kesenangan meringkas aneka pelajaran itu jadi kebiasaan yang sulit saya tinggalkan, meski tidak lagi sekolah dan tidak lagi kuliah. Saya suka memikirkan banyak hal, dan hal-hal yang saya pikirkan itu kemudian saya tulis dalam catatan-catatan ringkas. Dulu, saya menuliskan hal itu di buku yang saya baca sendiri. Ketika era internet lahir, saya menuliskannya di blog [personal], hingga bisa dibaca orang-orang lain.

Waktu makan mi ayam, misalnya, saya tergoda untuk berpikir, “Bagaimana asal usul makanan ini? Siapa yang pertama kali punya ide bikin mi ayam? Mengapa seseorang bisa punya pemikiran mencampurkan mi, potongan sayur dan daging ayam, aneka bumbu, bersama semangkuk kuah dan saus? Bagaimana makanan ini bisa sangat terkenal di Indonesia? Dan, omong-omong, kenapa gerobak mi ayam rata-rata berwarna biru?”

Lalu saya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi, membaca banyak referensi, dan kemudian menuliskannya dalam catatan-catatan ringkas.

Di lain waktu, biasanya sambil udud, saya berpikir, “Apa sebenarnya yang disebut nyawa? Apakah entitas yang disebut nyawa benar-benar ada, ataukah ia hanya sesuatu yang dianggap ada? Jika, umpama, sesuatu yang disebut nyawa ternyata tidak ada... [lalu saya memikirkan abstraksi dan hipotesis] ... maka bisa jadi kita sebenarnya bisa hidup abadi atau setidaknya sampai ribuan tahun jika... [saya kembali memikirkan abstraksi dan hipotesis.]” 

Itu kesenangan pribadi saya; memikirkan sesuatu, mencari jawabannya, mempelajari kemungkinan-kemungkinan, yang terus mendorong saya untuk belajar. Belakangan, saya terpikir untuk menularkan kesenangan belajar itu pada orang-orang lain, dan lahirlah situs ini; Belajar Sampai Mati

Belajar Sampai Mati atau BSM pertama kali dirilis di internet pada 17 Agustus 2011, atau dua belas tahun yang lalu. Saya sengaja memilih 17 Agustus sebagai hari lahirnya situs ini, karena itu hari kemerdekan Indonesia, dan saya pikir cara terbaik mengisi kemerdekaan adalah dengan rajin belajar. Karena saya suka belajar, saya pun ingin mengajak orang-orang lain untuk ikut senang belajar.

Belajar adalah sesuatu yang sangat saya cintai di dunia ini. Dan karena kebetulan saya senang menulis, serta suka menuliskan hal-hal yang saya pelajari, saya pun membuat situs ini dengan tujuan menciptakan semacam “buku pintar”, yang bisa digunakan siapa pun untuk belajar banyak hal secara mudah dan praktis. Karena saya mengerjakannya sendirian, prosesnya pun membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang.  

Selama 12 tahun, BSM telah mengalami perjalanan yang relatif panjang, melewati masa-masa aktif (rutin update setiap hari) juga mengalami masa-masa pasif ketika libur update karena saya sibuk mengurusi hal lain. Karena hanya dikerjakan satu orang, naik-turunnya situs ini juga tergantung saya pribadi. Tapi pada akhirnya, situs ini eksis di dunia maya sampai 12 tahun lamanya—sesuatu yang bahkan saya sendiri tidak pernah membayangkan. 

Bersama proses dan perjalanan panjang itu, BSM telah menjadi bagian banyak orang; para pelajar yang perlu mengerjakan tugas sekolah, mahasiswa yang butuh referensi terkait pembelajaran mereka, hingga masyarakat luas yang ingin tahu banyak hal secara mudah. Seperti visi saya sejak awal, BSM telah menjadi semacam “buku pintar” yang bisa diakses siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Dan ada ribuan orang yang kini mengakses situs ini setiap hari. 

Tentu saja, BSM masih jauh dari sempurna, bahkan masih jauh dari yang saya bayangkan atau harapkan.

Sebenarnya, saya punya visi besar terkait situs ini. Dalam visi saya, BSM tidak hanya berupa situs seperti sekarang, tapi menjadi sesuatu yang jauh lebih besar sekaligus lebih luas digunakan untuk semua orang dengan berbagai kecenderungan belajar (visual, auditori, kinestetik). Saya membayangkan BSM diadaptasi ke video yang bisa diakses di YouTube atau TikTok, diadaptasi ke gambar atau grafis di Instagram, bahkan diadaptasi menjadi aplikasi-pintar yang mudah digunakan. 

Visi besar itu tentu tidak akan bisa saya capai, selama saya hanya sendirian. Karena kemampuan saya terbatas, waktu dan energi saya juga terbatas. Karenanya, saya kadang membayangkan, andai ada investor yang punya visi serupa, dan kami bisa saling percaya, saya akan senang hati bekerja bersamanya.

Saat ini, sendirian, saya telah menjangkau banyak orang. Tapi saya ingin lebih dari itu. Saya ingin BSM menjangkau lebih banyak orang, dan itu artinya butuh sumber daya yang lebih besar. BSM membutuhkan teamwork yang solid, dengan berbagai keahlian, yang semuanya bekerja untuk satu tujuan; menjadikan belajar sebagai gaya hidup, dan pembelajaran menjadi sesuatu yang entertaining. 

Gambaran tentang hal itu telah tercetak dalam pikiran saya, tapi saya tidak bisa mewujudkannya sendirian.

Dalam visi saya, ketika sesuatu yang saya impikan telah benar-benar terwujud, BSM akan menjadi “buku pintar” dalam arti sesungguhnya. Orang-orang bisa menggunakannya di mana pun, kapan pun, dan mereka bisa belajar banyak hal dengan mudah sekaligus menyenangkan. Ada banyak hal yang saya pikirkan tentang hal ini, tapi saya tidak mungkin menjelaskannya di sini.

Itu harapan saya. Namun, tentu saja, saya tidak ingin terlalu berharap. Karena mampu merawat situs ini selama 12 tahun saja sudah membuat saya bersyukur. Jadi, jika ternyata ada orang yang punya visi sama mau mendukung impian saya, tentu saya akan senang. Namun jika tidak, ya tidak apa-apa, saya akan tetap melakukan yang saya lakukan, seperti biasa. Karena intinya saya suka belajar, dan ingin mengajak orang-orang lain untuk ikut senang belajar. 

Jika saya harus melakukannya sendirian, saya akan tetap melakukannya, semampu yang saya bisa.

Related

Hoeda's Note 424685411840024189

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item