Kapan Hukuman Mati dengan Guillotine Mulai Dilakukan?

Ilustrasi/liputan6.com
Pada 25 April 1792, di Paris, Prancis, sejarah mencatat kejadian yang kelak akan menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam dunia hukuman mati. Di hadapan kerumunan yang penuh kegembiraan dan rasa takut, Nicolas Jacques Pelletier menjadi korban pertama guillotine.

Pelletier, seorang pria Prancis berusia 28 tahun, dijatuhi hukuman mati karena melakukan pembunuhan berencana terhadap seseorang. 

Dalam periode Revolusi Prancis yang tengah bergolak, pengadilan revolusioner berupaya memberikan sanksi yang sepadan dengan tindakan kriminal. Dengan revolusi ini, Prancis melihat munculnya penemuan yang dianggap inovasi dalam pelaksanaan hukuman mati: guillotine.

Sejak awal abad ke-18, hukuman mati di Prancis telah jadi pemandangan yang mengerikan dan menyedihkan. Hukuman penjara yang brutal, penyiksaan, dan penyaliban, adalah metode yang umum digunakan pada saat itu. Namun, menjelang akhir abad ke-18, terdapat keinginan untuk mengeksekusi hukuman mati secara lebih manusiawi dan cepat. Itulah mengapa dokter dan insinyur Prancis, bernama Dr. Joseph-Ignace Guillotin, dipercaya untuk merancang sebuah mesin yang disebut guillotine.

Pada hari yang ditentukan, kerumunan yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di Place de Grève di Paris. Mereka menantikan momen bersejarah ini dengan campuran rasa ingin tahu dan kegembiraan. 

Guillotine, sebuah perangkat yang terdiri dari palang kayu dengan pisau raksasa yang tergantung di atasnya, telah didirikan di tengah-tengah kerumunan. Terdapat banyak spekulasi mengenai bagaimana mesin ini akan berfungsi, dan bagaimana sebenarnya pengalaman kematian di bawah pisau yang tajam ini akan terjadi.

Ketika Pelletier dibawa keluar dari penjara dan dihadapkan pada guillotine, ia tampak tenang namun penuh ketakutan. Dia diposisikan di bawah palang kayu dengan lehernya terjepit di dalam alat yang terbuat dari kayu tersebut. Semua mata tertuju pada pisau tajam yang tergantung di atas kepalanya. Detik-detik itu sangat menegangkan, sementara penonton memperhatikan dengan ketegangan yang sama.

Tanpa ampun, peluit ditiup dan pisau tajam guillotine dilepaskan. Dalam sekejap, nyawa Pelletier telah diambil oleh mesin yang dirancang untuk memberikan eksekusi yang cepat dan bebas dari penderitaan. Kepalanya jatuh ke dalam keranjang yang telah disiapkan, mengakhiri hidupnya yang tragis dan mengejutkan.

Setelah kematian Pelletier, kerumunan merespons dengan campuran reaksi. Beberapa melihat guillotine sebagai langkah maju dalam menjalankan hukuman mati yang lebih manusiawi, sementara yang lain terkejut dan terguncang oleh kekejaman yang mereka saksikan. Tidak ada yang bisa memprediksi dampak dan pentingnya guillotine dalam sejarah Prancis dan dunia.

Hukuman mati dengan guillotine terus digunakan di Prancis selama berabad-abad, terutama selama periode Revolusi Prancis dan masa pemerintahan Napoleon Bonaparte. Bahkan setelah itu, meskipun banyak negara yang mulai menghapus hukuman mati, Prancis masih menggunakan guillotine sebagai metode eksekusi hingga tahun 1977.

Nicolas Jacques Pelletier, korban pertama guillotine, telah meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah. Eksekusinya menggambarkan perubahan paradigma dalam pelaksanaan hukuman mati dan memperkenalkan mesin yang akan dikenang selama berabad-abad. 

Meskipun kontroversial dan sering dikritik, guillotine tetap menjadi simbol dari era Revolusi Prancis dan keinginan manusia untuk mencari cara yang lebih manusiawi dalam menjatuhkan hukuman mati.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 3830902597358917092

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item