Bagaimana Sejarah dan Asal Usul Kekaisaran Bizantium?

Ilustrasi/grid.id
Kekaisaran Bizantium, juga dikenal sebagai Kekaisaran Romawi Timur, adalah kekaisaran yang berdiri setelah pembagian Kekaisaran Romawi pada tahun 395 M. Kekaisaran Bizantium berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul) dan berlangsung selama lebih dari seribu tahun, dari tahun 330 M hingga jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 M.

Kekaisaran Bizantium didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung setelah ia memindahkan ibu kota Kekaisaran Romawi dari Roma ke Byzantion, yang kemudian dinamai Konstantinopel. Sebagai ibu kota baru, Konstantinopel terletak di lokasi yang strategis, mengendalikan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia, serta memastikan pertahanan yang kuat di Selat Bosporus.

Salah satu kaisar yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah Kekaisaran Bizantium adalah Yustinianus I. 

Pada abad ke-6 M, Yustinianus memulai serangkaian reformasi yang luas, dan membangun kembali kekaisaran setelah invasi bangsa barbar. Ia memperluas wilayah kekaisaran, termasuk merebut kembali Italia dan Afrika Utara, dan memperkuat sistem hukum dengan menerbitkan Corpus Juris Civilis (Badan Hukum Sipil). Selama pemerintahannya, Hagia Sophia, salah satu monumen paling ikonik Bizantium, juga dibangun.

Kekaisaran Bizantium muncul sebagai kekaisaran yang kuat dan berpengaruh di Eropa Timur. Meskipun menghadapi tekanan dari serangan bangsa barbar, seperti Hun, Goth, dan Viking, serta ancaman dari kekaisaran tetangga, seperti Persia dan Arab, Bizantium berhasil mempertahankan keberadaannya dan bahkan meluaskan wilayahnya di beberapa momen.

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan dan politik Bizantium. Pada awalnya, Kekaisaran Romawi adalah negara pagan. Tetapi, pada abad ke-4 M, Kaisar Konstantinus Agung mengadopsi agama Kristen, dan menjadikannya agama negara. 

Kekaisaran Bizantium menjadi pilar penting dalam pengembangan agama Kristen Ortodoks Timur, dengan kaisar-kaisar dan gereja memiliki hubungan yang erat. Banyak gereja dan biara dibangun di seluruh kekaisaran, termasuk Hagia Sophia yang menjadi salah satu contoh arsitektur dan seni Bizantium yang luar biasa.

Pemerintahan Bizantium didasarkan pada sistem administratif yang efektif. Kaisar adalah pemimpin tertinggi dan otoriter, tetapi juga melibatkan birokrasi yang kompleks dan aristokrasi. Kaisar-kaisar Bizantium memiliki kekuasaan mutlak dan dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi. Hukum Romawi diadopsi sebagai sistem hukum dasar, dengan hukum sipil dan hukum kanon (hukum gereja) diterapkan.

Selama berabad-abad, Bizantium menjadi pusat kegiatan intelektual dan budaya. Sarjana dan filsuf Bizantium mengembangkan kegiatan literatur, teologi, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Pusat pendidikan, seperti Universitas Constantinople, juga didirikan di Konstantinopel.

Memasuki abad ke-11 M, Kekaisaran Bizantium mulai menghadapi ancaman yang serius. Penaklukan oleh bangsa Turki Seljuk dan serangan dari Tentara Salib mengakibatkan keruntuhan sebagian wilayah dan kerugian yang signifikan. 

Akhirnya, pada tahun 1453 M, Konstantinopel jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Mehmet II. Penaklukkan ini mengakhiri keberadaan Kekaisaran Bizantium, tetapi warisan dan pengaruhnya terus berlanjut dalam sejarah dan budaya Eropa Timur.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 5794951596462700610

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item