Apa yang Dimaksud ‘Pisau Cukur Ockham’ dalam Ilmu Pengetahuan?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/07/apa-yang-dimaksud-pisau-cukur-ockham.html
Ilustrasi/jpicofmindonesia.org |
Pisau Cukur Ockham adalah konsep filsafat yang merujuk pada prinsip kesederhanaan. Prinsip ini juga dikenal dengan sebutan Prinsip Parsimony atau Law of Parsimony. Konsep ini berasal dari nama William Ockham, seorang filsuf dan teolog Inggris abad ke-14, yang dikenal sebagai pendiri aliran fideisme dan nominalisme.
Pisau Cukur Ockham menyatakan bahwa ketika ada beberapa penjelasan yang mungkin untuk sebuah fenomena, maka penjelasan yang paling sederhana dan paling sedikit asumsi yang dibutuhkan, biasanya adalah penjelasan yang paling tepat atau paling benar.
Dengan kata lain, jika dua atau lebih penjelasan untuk sebuah fenomena memiliki tingkat kebenaran yang sama, maka penjelasan yang paling sederhana dan paling sedikit asumsi yang dibutuhkan harus dipilih.
Contohnya, jika terdapat sebuah fenomena bahwa suatu benda jatuh ke bumi, maka ada beberapa penjelasan yang mungkin. Salah satunya adalah bahwa benda jatuh karena adanya gaya gravitasi bumi. Namun, ada juga penjelasan yang lebih rumit seperti benda jatuh karena dipengaruhi oleh berbagai kekuatan lain yang kompleks. Dalam hal ini, Pisau Cukur Ockham akan mengatakan bahwa penjelasan yang paling sederhana, yaitu adanya gaya gravitasi bumi, adalah penjelasan yang paling tepat.
Prinsip kesederhanaan ini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, filsafat, dan matematika. Dalam ilmu pengetahuan, Pisau Cukur Ockham digunakan sebagai prinsip untuk memilih teori yang paling baik untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Misalnya, dalam fisika, prinsip ini sering digunakan untuk memilih teori yang paling baik untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam.
Namun, prinsip ini juga memiliki batasan. Pisau Cukur Ockham hanya berlaku jika terdapat dua atau lebih penjelasan yang memiliki tingkat kebenaran yang sama. Jika terdapat penjelasan yang lebih kompleks namun memiliki bukti yang lebih kuat, maka penjelasan yang lebih kompleks tersebut harus dipilih.
Selain itu, prinsip ini juga dapat disalahgunakan untuk menghindari penjelasan yang lebih kompleks atau yang tidak sesuai dengan keyakinan seseorang. Prinsip ini tidak boleh digunakan untuk menolak suatu penjelasan hanya karena penjelasan tersebut tidak sesuai dengan keyakinan seseorang. Penjelasan yang paling sederhana tidak selalu menjadi penjelasan yang benar.
Hmm... ada yang mau menambahkan?