Apa yang Dimaksud ‘Pasteurisasi’ Pada Produk Makanan?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/07/apa-yang-dimaksud-pasteurisasi-pada.html
Ilustrasi/frisianflag.com |
Pasteurisasi adalah proses pemanasan yang digunakan untuk menghancurkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme berbahaya dalam makanan, terutama dalam produk susu. Proses ini pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan Prancis, Louis Pasteur, pada akhir abad ke-19. Tujuan utama pasteurisasi adalah untuk menghilangkan mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Praktik pasteurisasi melibatkan pemanasan cairan makanan pada suhu tertentu, selama jangka waktu tertentu. Suhu dan waktu pasteurisasi yang tepat bervariasi tergantung pada jenis makanan yang diproses. Namun, pada umumnya, suhu pasteurisasi berkisar antara 60 hingga 85 derajat Celsius (140 hingga 185 derajat Fahrenheit), dan waktu pasteurisasi berkisar antara beberapa detik hingga beberapa menit.
Proses pasteurisasi dilakukan dalam berbagai metode yang digunakan, tergantung pada jenis makanan yang diproses. Berikut adalah beberapa metode pasteurisasi yang umum digunakan:
Pasteurisasi Suhu Rendah (LTLT - Low-Temperature Long-Time): Metode ini memanaskan makanan pada suhu sekitar 63 derajat Celsius (145 derajat Fahrenheit) selama 30 menit. Metode ini umumnya digunakan untuk susu dan produk susu lainnya.
Pasteurisasi Suhu Tinggi Pendek (HTST - High-Temperature Short-Time): Metode ini memanaskan makanan pada suhu sekitar 72 derajat Celsius (161 derajat Fahrenheit) selama 15 detik. Metode ini sering digunakan untuk jus, minuman yang dikemas dalam botol, dan produk susu lainnya.
Ultra-Pasteurisasi: Metode ini melibatkan pemanasan makanan pada suhu yang lebih tinggi dari metode tradisional pasteurisasi, biasanya sekitar 135 hingga 150 derajat Celsius (275 hingga 302 derajat Fahrenheit) selama beberapa detik. Metode ini digunakan untuk memperpanjang umur simpan makanan, seperti produk susu yang tidak membutuhkan pendinginan.
Pasteurisasi Fleksibel: Metode ini dikembangkan dengan mempertimbangkan kualitas sensoris dan nutrisi makanan yang lebih baik. Melibatkan kombinasi suhu dan waktu pasteurisasi yang fleksibel untuk mempertahankan kualitas produk.
Pada saat proses pasteurisasi, mikroorganisme yang rentan terhadap panas, termasuk mikroorganisme patogen, akan terbunuh atau terdeaktivasi. Namun, pasteurisasi tidak sepenuhnya memusnahkan semua mikroorganisme dalam makanan. Beberapa mikroorganisme yang tahan panas atau membentuk spora masih bisa bertahan. Karena itu, produk yang telah dipasteurisasi masih membutuhkan pendinginan dan penyimpanan yang tepat, untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang tersisa.
Proses pasteurisasi memiliki manfaat yang signifikan dalam menjaga keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi jumlah mikroorganisme berbahaya dalam makanan, pasteurisasi membantu mencegah penyebaran penyakit melalui makanan, seperti tuberkulosis, brucellosis, dan infeksi bakteri lainnya. Selain itu, pasteurisasi juga membantu memperpanjang umur simpan makanan, dan mempertahankan kualitas nutrisi yang lebih baik.
Dalam industri makanan, pasteurisasi telah jadi praktik standar dalam pengolahan susu, jus, bir, dan produk makanan lainnya, yang rentan terhadap kontaminasi mikroba. Regulasi dan standar keamanan pangan telah diterapkan di berbagai negara untuk memastikan bahwa produk yang dipasteurisasi memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan yang ditetapkan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?