Apa yang Dimaksud Paradoks Mekanika Kuantum?

Ilustrasi/berebeja.com
Paradoks mekanika kuantum mengacu pada situasi di mana interpretasi mekanika kuantum menghasilkan kontradiksi logis atau konsekuensi yang tampaknya bertentangan dengan kepercayaan umum tentang bagaimana alam semesta seharusnya bekerja. Ini telah jadi topik yang sangat diperdebatkan dalam komunitas fisika dan filsafat selama beberapa dekade terakhir dan masih menjadi area penelitian aktif.

Salah satu paradoks mekanika kuantum yang paling terkenal adalah paradoks EPR (Einstein-Podolsky-Rosen), yang pertama kali diusulkan pada 1935 oleh Albert Einstein, Boris Podolsky, dan Nathan Rosen, sebagai tantangan terhadap interpretasi mekanika kuantum. 

Paradoks EPR melibatkan pengukuran dua partikel subatomik yang dihasilkan dari peluruhan partikel tertentu. Karena dua partikel ini diproduksi dalam kondisi yang sama, mereka memiliki korelasi yang sangat erat, bahkan jika mereka diukur pada jarak yang jauh. Ini berarti bahwa jika satu partikel diukur dan ditemukan dalam keadaan tertentu, maka yang lain pasti akan ditemukan dalam keadaan yang berlawanan. 

Dalam interpretasi mekanika kuantum yang umum diterima, itu mengindikasikan bahwa partikel tersebut tidak memiliki status nyata sampai diukur, yang bertentangan dengan intuisi klasik.

Sebuah variasi dari paradoks EPR adalah eksperimen teleportasi kuantum, yang melibatkan transfer informasi dari satu partikel ke partikel lainnya, tanpa mengirimkan sinyal fisik antara keduanya. Meskipun ini tampaknya melanggar hukum relativitas Einstein, penelitian dalam mekanika kuantum telah menunjukkan bahwa teleportasi kuantum sebenarnya memungkinkan.

Paradoks mekanika kuantum lainnya adalah paradoks Schrödinger's cat, yang diusulkan oleh fisikawan Austria, Erwin Schrödinger, pada 1935. Dalam paradoks ini, seekor kucing ditempatkan dalam sebuah kotak dengan mekanisme yang akan membunuhnya jika partikel radioaktif terurai dalam waktu tertentu. 

Sebelum kotak dibuka dan kucing diamati, kucing dianggap berada dalam keadaan superposisi, yang sama-sama hidup dan mati. Ini berarti bahwa menurut interpretasi mekanika kuantum, kucing sebenarnya tidak memiliki status nyata sampai diobservasi, dan paradoks ini menunjukkan kontradiksi dalam interpretasi mekanika kuantum yang umum diterima.

Paradoks Wigner adalah paradoks mekanika kuantum lainnya yang menantang pemahaman kita tentang realitas. Dalam paradoks ini, seorang pengamat mengamati percobaan pada partikel subatomik, sedangkan temannya mengamati pengamat tersebut. Menurut teori mekanika kuantum, kedua pengamat ini akan memiliki pengukuran yang berbeda terhadap partikel subatomik tersebut, yang mengarah pada kontradiksi mengenai kenyataan fisik yang objektif.

Terakhir, ada paradoks keberadaan, yang berkaitan dengan interpretasi berbeda dari mekanika kuantum. Ada dua interpretasi utama dari mekanika kuantum: Kopenhagen dan realis. 

Dalam interpretasi Kopenhagen, keterkaitan antara pengamat dan objek diamati menjadi sangat penting, sementara dalam interpretasi realis, realitas fisik eksis tanpa adanya pengamat. Paradoks keberadaan menantang pandangan ini dengan mengajukan pertanyaan apakah partikel subatomik memiliki keberadaan fisik yang nyata jika tidak diamati atau diukur.

Secara keseluruhan, paradoks mekanika kuantum menyoroti tantangan konseptual yang kompleks dalam fisika modern, dan menantang pandangan yang telah lama diterima dalam ilmu pengetahuan. Paradoks ini terus menjadi subjek diskusi dan penelitian, dalam upaya memahami dan menjelaskan fenomena subatomik yang semakin kompleks dan sulit dipahami.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sains 7446185866266424095

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item