Apa Itu Aklamasi, dan Bagaimana Contoh-contohnya?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/07/apa-itu-aklamasi-dan-bagaimana-contoh.html
Ilustrasi/edumasterprivat.com |
Aklamasi adalah metode pemilihan atau pengambilan keputusan, di mana suara terbanyak diberikan oleh sekelompok orang untuk memilih calon tertentu, atau mengambil keputusan, tanpa melalui tahapan pemilihan formal seperti pemilihan umum atau pemilihan lainnya. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan suara secara lisan atau tanda tangan, sebagai tanda dukungan atau persetujuan dari suatu kelompok.
Aklamasi sering kali digunakan dalam keputusan-keputusan organisasi, seperti dalam pertemuan organisasi, rapat umum pemegang saham, atau rapat dewan.
Misalnya, dalam sebuah pertemuan organisasi yang mengadopsi peraturan atau kebijakan baru, para anggota organisasi dapat memberikan suara secara lisan atau dengan tanda tangan, sebagai tanda persetujuan atas keputusan yang telah diambil tanpa melakukan pemungutan suara formal. Dalam kasus ini, keputusan tersebut dianggap telah diterima oleh seluruh anggota organisasi.
Meskipun aklamasi merupakan metode pengambilan keputusan yang sederhana dan cepat, metode ini juga dapat menimbulkan masalah. Misalnya, dalam situasi ketika suara yang diperoleh terlalu sedikit, keputusan yang diambil melalui aklamasi mungkin tidak mewakili pandangan mayoritas.
Selain itu, penggunaan aklamasi juga dapat memperkuat kekuasaan sekelompok orang tertentu, seperti pemimpin atau kelompok elit, yang dapat mempengaruhi anggota kelompok untuk memberikan suara dalam mendukung keputusan yang diinginkan.
Sejarah mencatat bahwa aklamasi digunakan dalam berbagai konteks dan situasi, baik dalam sistem pemerintahan maupun organisasi sosial. Di era kuno, para pemimpin seperti kaisar Romawi dan raja-raja di Eropa sering kali dipilih melalui aklamasi, di mana anggota masyarakat memberikan suara dengan berteriak atau meneriakkan nama calon yang diinginkan. Dalam beberapa kasus, para pemimpin juga dipilih oleh sekelompok elit, seperti senator atau pemimpin militer.
Pada abad ke-18, aklamasi jadi perdebatan yang serius dalam konstitusi Amerika Serikat. Beberapa negara bagian ingin mengadopsi metode aklamasi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Namun, proposal tersebut tidak disetujui oleh para pendiri negara, yang menganggap bahwa aklamasi merupakan metode yang tidak demokratis, dan cenderung menyebabkan ketidakadilan dalam pemilihan.
Pada masa modern, aklamasi masih digunakan dalam beberapa situasi, meski biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan yang sederhana atau formal. Contohnya adalah penggunaan aklamasi dalam pemilihan Paus Katolik, di mana para kardinal memberikan suara dengan cara berdiri, dan memberikan suara secara lisan atau dengan tanda tangan. Dalam beberapa organisasi atau kelompok, aklamasi juga digunakan untuk memilih ketua organisasi atau pemimpin kelompok.
Dalam sejarah politik, aklamasi digunakan sebagai cara untuk memilih pemimpin atau pejabat tanpa perlu melalui pemilihan atau pemungutan suara. Namun, cara ini sering kali dianggap tidak demokratis dan kurang representatif, karena tidak memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih secara langsung.
Di sisi lain, aklamasi juga dapat terjadi secara spontan dalam keadaan tertentu, seperti saat seorang tokoh disambut dengan antusiasme oleh masyarakat, dan secara aklamasi diangkat menjadi pemimpin dalam suatu kelompok atau organisasi.
Secara historis, aklamasi sering kali digunakan dalam konteks pemilihan Paus dalam Gereja Katolik Roma. Sebelum tahun 1059, Paus dipilih melalui aklamasi oleh para uskup dan kardinal yang hadir di Roma. Namun, pada tahun 1059, Gereja Katolik mengadopsi aturan baru yang memerlukan pemilihan Paus melalui konklaf, yaitu pemungutan suara yang dilakukan oleh para kardinal dalam keadaan tertutup.
Di dunia politik modern, aklamasi jarang digunakan sebagai metode pemilihan pejabat. Namun, aklamasi terkadang masih digunakan dalam konteks organisasi atau kelompok yang memiliki jumlah anggota yang terbatas dan memiliki tradisi tertentu. Misalnya, dalam dunia olahraga, aklamasi sering digunakan dalam pemilihan presiden federasi olahraga yang jumlah anggotanya tidak terlalu banyak.
Dalam proses aklamasi, biasanya ada seseorang yang mencalonkan diri, dan kemudian para pemilih atau anggota organisasi secara langsung menyatakan dukungannya secara bersamaan, dengan nada suara yang serentak dan penuh semangat. Pernyataan ini kemudian dianggap sebagai suara resmi dari para pemilih atau anggota organisasi, dan kandidat yang menerima suara terbanyak dianggap sebagai pemenang.
Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aklamasi sering dianggap kurang demokratis, dan dapat menimbulkan ketidakadilan bagi mereka yang tidak mendukung kandidat yang diangkat secara aklamasi. Karena itu, dalam banyak kasus, aklamasi digunakan hanya sebagai cara untuk mengukuhkan keputusan yang telah diambil sebelumnya melalui pemilihan atau mekanisme demokratis lainnya.
Hmm... ada yang mau menambahkan?