Ziana Fazura, dan Siapa Dia Sebenarnya
https://www.belajarsampaimati.com/2023/06/ziana-fazura-dan-siapa-dia-sebenarnya.html
Ilustrasi/pixabay.com |
Catatan ini merupakan transkrip thread saya di Twitter pada 8 Agustus 2019, terkait sosok pseudonim @zianafazura dan @balqisshidqia, yang menyita perhatian banyak orang karena tweet-tweet mereka sering viral.
Akun @zianafazura pernah bikin geger orang se-Indonesia, ketika mencuit kasus penganiayaan anak perempuan bernama Audrey di Kalbar, yang belakangan ternyata meleset, bahkan menjurus hoax. Ratusan artikel berita terkait hal itu telah terbit di banyak media, dan berita-berita televisi ikut meliputnya. Jutaan orang di Indonesia tertipu oleh tweet viral itu.
Sementara akun @balqisshidqia bikin heboh Indonesia, ketika mencuit kasus Ratna Sarumpaet yang, menurutnya, “dianiaya”. Sekali lagi jutaan orang Indonesia tertipu, kali ini bahkan termasuk orang-orang terkenal, dari Fadli Zon dan Prabowo sampai Rachel Maryam dan putri Amien Rais. Media-media online kembali berkobar, liputan televisi kembali heboh, dan semuanya berakhir antiklimaks. Ratna Sarumpaet ternyata tidak dianiaya, belakangan bahkan dihukum karena “menyebarkan hoax”.
Akun @zianafazura maupun @balqisshidqia saat ini sudah tidak ada di Twitter. Tapi “jejak-jejak kerusakan” yang ditimbulkannya layak diingat sebagai pembelajaran kita bersama, agar lebih hati-hati dalam menyikapi isu, kabar, atau hal semacamnya yang kerap bertebaran di Twitter. Lebih dari itu, akun @zianafazura dan @balqisshidqia memiliki afiliasi dengan akun-akun lain di Twitter, yang tampak seperti jaringan sindikat (lihat penjelasannya di footnote).
Jika ingin membaca catatan ini versi thread di Twitter, silakan lihat di sini.
✾✾✾
ZIANA FAZURA DAN SIAPA DIA SEBENARNYA
Penampilan sering kali menipu.
—Aesopus
Penampilan, termasuk penampilan di ava media sosial, tampaknya memang mampu menciptakan bias penilaian. Perempuan berpenampilan muslimah—dengan jilbab dan baju panjang—bisa menciptakan bias dalam penilaian kita terhadapnya. Dan itu pula yang kualami selama ini.
Dalam pikiranku yang mungkin “lugu”, perempuan berpenampilan muslimah—apalagi dia cantik dan berwajah lembut—pastilah orang baik yang tidak mungkin melakukan “dosa”. Ini tentu saja pengakuan memalukan, tapi itu pula yang ada dalam pikiran banyak orang!
Karena bias penilaian itu pula, yang mungkin mendasari banyak orang berpenampilan “islami”—baik pria maupun wanita—demi menciptakan kesan seperti yang mereka inginkan. Penampilan akan mampu menciptakan impresi dan persepsi, dan itu fakta yang kita alami.
Bias penampilan ini pula yang sempat membuatku kebingungan setengah mati, saat dulu berusaha memahami kasus hoax terkait Ratna Sarumpaet. Kasus itu memang bisa dibilang sudah selesai, bahkan Ratna Sarumpaet telah divonis bersalah "karena menyebarkan hoax".
Tetapi, sejak dulu, kasus itu tak pernah selesai dalam pikiranku, karena aku terus menerus memikirkan ada “satu keping puzzle” yang belum tepat berada di tempatnya—sesuatu yang aneh, janggal, yang tak bisa kupahami, bahkan meski mati-matian memikirkannya.
Belakangan, aku menemukan “satu keping puzzle” itu pada diri Ziana Fazura—sosok yang mengesankan dirinya wanita alim dengan penampilan islami, plus cantik dan lembut, serta tweet-tweet-nya sering viral, meski [ternyata] harus nipu-nipu dengan fake chat.
Sekadar menyegarkan ingatan, Ziana Fazura ini pula yang dulu memviralkan kasus Audrey—anak perempuan yang di-bully teman-temannya—namun ternyata tweet yang ia sebarkan melenceng dari kenyataan. Dia sempat akan diperkarakan KPPAD Kalbar, tapi lolos.
Ziana Fazura tampaknya pengguna media sosial, khususnya Twitter, yang tidak mengharapkan apa pun selain viral, viral, dan viral. Kenyataan itu bisa kita lihat dengan mudah di timeline-nya. Sebagai akun [dengan nama] pribadi, TL-nya tidak memperlihatkan “kepribadian” sama sekali.
Berharap viral tentu saja hak setiap orang. Tapi hasrat viral Ziana Fazura tampaknya sudah melewati ambang batas normal, karena dia sampai melakukan aksi tipu-tipu demi tweet viral. Dan aksi tipu-tipunya itu pula yang lalu menuntunku untuk menemukan “keping puzzle yang hilang”.
Ziana Fazura adalah “keping puzzle yang hilang” dari kasus misterius Ratna Sarumpaet yang selama ini membuatku kebingungan.
Kalian mungkin bertanya-tanya, apa hubungan Ziana Fazura dengan kasus Ratna Sarumpaet? Oh, well, dialah orang yang pertama kali menyebarkan hoax itu!
Sekarang kita flashback ke waktu lalu, ketika kasus Ratna Sarumpaet muncul dan bikin geger orang se-Indonesia. Siapakah orang yang PERTAMA KALI menyebarkan tweet plus foto hoax Ratna Sarumpaet di Twitter? Jawabannya adalah akun dengan username Balqis Shidqia!
Kita bisa mengobrak-abrik Twitter seisi-isinya, dan kita akan menemukan fakta tak terbantah ini; bahwa Balqis Shidqia adalah akun pertama yang menyebarkan hoax terkait Ratna Sarumpaet. Dia mendahului Rachel Maryam, Fadli Zon, dan teman-teman mereka.
Mari lihat kronologinya.
Pada 2 Oktober 2018, pukul 10.19, Balqis Shidqia menulis tweet yang dilengkapi foto Ratna Sarumpaet. Isinya terkesan bijak, tapi menggiring gelombang hoax yang lalu bikin geger luar biasa. Waktu itu, BELUM ADA SATU PUN tweet lain terkait hoax tersebut.
Kemudian, pada hari yang sama, 2 Oktober 2018, pukul 10.51 (perhatikan selisih waktu ini), tweet awal Balqis Shidqia disambar oleh Rachel Maryam. Gelombang hoax, perlahan namun pasti, mulai membesar. Foto-foto operasi wajah Ratna Sarumpaet terus menyebar.
Di waktu yang hampir bersamaan (hanya selisih satu detik dari tweet Rachel Maryam), Fadli Zon mengamplifikasi tweet itu, dan hoax menggelinding dengan cepat dan terus membesar, seperti bola salju. Seketika, gelombang hoax sudah tak terkendali di Twitter.
Sementara itu, di Instagram, Ingrid Kansil “mengimpor” hoax dari Twitter dan “dijajakan” di sana. Dia bahkan memposting pamflet berisi foto Ratna Sarumpaet di tangan, juga selfie bareng Dorce (posting ini sudah dihapus). Waktu itu, Instagram juga ikut ramai dengan hoax tersebut.
Kembali ke Twitter, Fadli Zon mengunggah foto bersama Ratna Sarumpaet yang wajahnya tampak “babak belur”, lengkap dengan cuitan yang seolah mengonfirmasi kebenaran cerita mengenai “penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet”. Twitter makin ricuh tak karuan.
Malam harinya, Fahri Hamzah berorasi di hadapan para wartawan di Jakarta, dan “mengutuk penganiayaan yang menimpa Ratna Sarumpaet”.
Sementara itu, kericuhan terkait hoax di Twitter makin menjadi-jadi, semua perhatian seperti tersedot isu tersebut. Bola salju kian membesar.
Keesokan harinya, pada 3 Oktober 2018, muncul orang-orang yang turun ke jalan, untuk melakukan sesuatu yang mereka sebut “demo membela Ratna Sarumpaet yang teraniaya”. Sebagian orang mulai khawatir demo itu akan membesar seperti yang terjadi pada kasus Ahok.
Puncaknya, Prabowo datang ke kediaman Ratna Sarumpaet, dan memberi pernyataan di hadapan pers, yang isinya makin menegaskan bahwa Ratna Sarumpaet memang dianiaya orang tak dikenal. (Untungnya, waktu itu, kecurigaan terkait hoax tersebut mulai bermunculan).
Kisah selanjutnya, kita semua sudah tahu. Berdasarkan penyelidikan kepolisian, terungkap kalau semua itu ternyata hoax. Para pembela Ratna Sarumpaet kemudian menarik ucapannya, atau bahkan menghapus tweet-tweet mereka. Sementara Ratna Sarumpaet divonis bersalah.
Berdasarkan kronologi ini, kita melihat bahwa orang pertama yang mengembuskan hoax ini adalah akun Balqis Shidqia. Sampai di sini, kita akan terbentur pada berbagai pertanyaan yang sangat membingungkan. Terutama, siapakah Balqis Shidqia, dan dari mana ia mendapat foto-foto itu?
Pertanyaan itu patut diajukan, mengingat Rachel Maryam—dan para wanita lain yang sama-sama dekat dengan Ratna Sarumpaet—waktu itu “kalah cepat” dibanding Balqis Shidqia dalam mendapat “foto-foto penganiayaan” tersebut. Jadi, dari mana Balqis Shidqia mendapatkannya?
Perhatikan fakta penting ini: Sejak awal, Balqis Shidqia sudah tahu dan yakin bahwa "wajah yang babak belur" di foto itu Ratna Sarumpaet. Sebagai perbandingan, akun @PartaiSocmed yang—berdasarkan penilaianku—sangat teliti saja, terkecoh, dan mengira itu bukan Ratna Sarumpaet.
Apa artinya itu? Artinya, sejak awal, Balqis Shidqia sudah tahu bahwa orang itu memang benar-benar Ratna Sarumpaet, hingga tanpa ragu menyebarkannya, plus menambahinya dengan “kata-kata bijak”. Dari mana dia mendapat konfirmasi kalau wanita di foto itu memang Ratna Sarumpaet?
Belakangan, banyak orang memperkirakan bahwa kasus hoax Ratna Sarumpaet adalah hasil skenario yang memang dipersiapkan untuk "melengserkan Jokowi". Jika itu memang benar, maka identitas Balqis Shidqia semakin penting, karena dia orang pertama yang menyebarkan hoax itu!
Tetapi, terlepas apakah kasus hoax Ratna Sarumpaet adalah hasil skenario atau bukan, Balqis Shidqia tetap menjadi orang yang bertanggung jawab atas kasus hoax tersebut, karena dialah yang pertama kali menyebarkannya! Orang ini mestinya tidak dibiarkan begitu saja!
Sampai di sini, kalian mungkin bertanya-tanya; lalu apa hubungan Balqis Shidqia dengan Ziana Fazura? Jawabannya sangat intim; karena mereka adalah orang yang sama!
Balqis Shidqia adalah Ziana Fazura, atau Ziana Fazura adalah Balqis Shidqia!
Ketika kasus hoax terkait Ratna Sarumpaet masuk pengadilan dan makin mengarah pada bahaya (kemungkinan diburunya para penyebar hoax), Balqis Shidqia menghapus tweet-tweetnya, lalu me-rename akun menjadi Ziana Fazura! Dia mungkin khawatir akan kena.
Tapi Balqis Shidqia—siapa pun dia—tampaknya telah mengantisipasi segala kemungkinan. Setelah me-rename akun menjadi Ziana Fazura, dia menggunakan akun lain lagi, dan memasang nama Balqis Shidqia pada akun tersebut. Hasilnya, akun Balqis Shidqia pun tetap ada, tapi sudah beda isi!
Di akun Ziana Fazura saat ini, ada tweet sematan berupa video wanita berjilbab, mengucap “Assalamu’alaikum” dengan logat Melayu. Di akun Balqis Shidqia dulu, juga ada tweet sematan berisi video wanita berjilbab sedang duduk diam, dan DUA ORANG ITU ADALAH WANITA YANG SAMA!
Apakah Balqis Shidqia atau Ziana Fazura adalah si wanita berjilbab yang ada dalam video itu? Kita tidak tahu pasti, meski—secara pribadi—aku meragukannya. Karena, yang konyol, akun Ziana Fazura dulu juga pernah berubah menjadi akun dengan nama laki-laki!
Yang menarik, Balqis Shidqia maupun Ziana Fazura tampaknya punya kebiasaan khas yang tak bisa ditinggalkan, yaitu doyan menghapus tweet-tweet terdahulu, sehingga tweet-nya selalu berjumlah minim. Mungkin ada kekhawatiran tweet-tweet terdahulunya akan diperkarakan.
Terlepas dari semua itu, sekarang aku bisa tidur dengan tenang, karena pertanyaan yang selama ini mengganggu pikiranku sudah terjawab. Bahwa Balqis Shidqia, atau Ziana Fazura, hanyalah orang tidak jelas yang punya hasrat besar untuk viral. No matter!
Dulu, yang membuatku pusing mikir kasus Ratna Sarumpaet, karena pikiranku mengalami bias, gara-gara PENAMPILAN Balqis Shidqia! Waktu itu kecurigaanku teralihkan, karena berpikir, “Apa iya perempuan yang tampak cantik, lembut, dan salihah, bisa melakukan hal busuk seperti itu?”
Sekarang aku akan mengingat nasihat Aesopus, “Penampilan sering kali menipu.” Dan semoga kalian juga setuju. Yang tampak cantik, lembut, dan seperti perempuan baik-baik, itu hanya ava di medsos, yang—ternyata—tidak menjamin orang di belakangnya sama dengan tampilan ava!
Balqis Shidqia, Ziana Fazura, atau siapa pun dia, sudah terbukti sebagai penyebar hoax—dari hoax Ratna Sarumpaet, hoax Audrey, sampai hoax tidak penting berupa aksi tipu-tipu fake chat, demi bisa viral, viral, dan fuckin’-viral!
Pesan viral: Selalu hati-hati di dunia maya!
✾✾✾
Footnote:
Akun Ziana Fazura maupun Balqis Shidqia saat ini sudah tidak ada di Twitter, karena ditangguhkan/dihapus oleh pihak Twitter. Tapi selalu ada kemungkinan mereka masih ada di Twitter dengan username lain, karena mereka ternyata semacam sindikat yang saling terafiliasi dengan akun-akun lain serupa. [Saat menelusuri kasus ini, saya menemukan puluhan akun yang terafiliasi dengan Ziana Fazura dan Balqis Shidqia, dengan “sidik jari” yang bisa dibilang sama semua.]
Foto dan video wanita berjilbab dengan logat Melayu, yang ditempelkan Ziana Fazura maupun Balqis Shidqia di akun mereka, ternyata artis Malaysia, bernama Mira Filzah. [Tentu saja, Mira Filzah kemungkinan besar tidak terkait dengan kasus ini, dan foto/videonya hanya disalahgunakan oleh Ziana Fazura alias Balqis Shidqia.]
Berdasarkan “jejak di TKP”, Ziana Fazura atau Balqis Shidqia fasih berbahasa Indonesia maupun Melayu ala Malaysia, dan sangat mengenal wilayah perbatasan. Jika ada pihak yang ingin menangkapnya, saya bisa cukup yakin untuk mengatakan dia ada di mana.
Foto Ratna Sarumpaet yang tampak “babak belur”—yang sebenarnya hasil operasi pengencangan wajah—bukan jenis foto yang ingin dipamerkan pemiliknya, juga bukan jenis foto yang bisa didapatkan sembarang orang dengan mudah. Jadi, pertanyaan terakhir, dari mana Ziana Fazura alias Balqis Shidqia mendapatkan foto-foto itu?