Siapa Penemu Bahasa Isyarat, dan Bagaimana Asal Usulnya?

Ilustrasi/pikiran-rakyat.com
Bahasa isyarat, atau bahasa tanda, telah digunakan oleh komunitas tuli/tunarungu di seluruh dunia selama berabad-abad sebagai alat komunikasi visual-gestural. Tidak ada satu individu tunggal yang dapat disebut sebagai "penemu" bahasa isyarat, karena muncul dan berkembang secara organik di berbagai komunitas tuli di seluruh dunia. 

Namun, ada beberapa tokoh dan peristiwa penting dalam sejarah bahasa isyarat yang berkontribusi pada perkembangan dan pengakuan bahasa ini sebagai sistem komunikasi yang kompleks dan independen.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah bahasa isyarat adalah Abbé de l'Épée, seorang pendeta dan pendidik asal Prancis. Pada abad ke-18, ia mendirikan Institut Nazareth di Paris pada tahun 1755, yang bertujuan mengajarkan bahasa dan membantu anak-anak tuli. 

De l'Épée mengembangkan metode pengajaran bahasa isyarat, yang dikenal sebagai metode manual, di mana ia menggabungkan isyarat-isyarat yang digunakan oleh komunitas tuli di Paris, dengan tanda-tanda yang ia susun sendiri. Kontribusinya dalam memperluas pemahaman tentang bahasa isyarat dan mengembangkan metode pengajaran, membantu dalam pengakuan bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi yang sah.

Perkembangan dan pengakuan bahasa isyarat juga dipengaruhi oleh Kongres Milan pada 1880. Pada pertemuan ini, para delegasi dari berbagai negara mengadopsi keputusan untuk melarang penggunaan bahasa isyarat dalam pendidikan, dan mendorong penggunaan bahasa lisan dalam upaya mengintegrasikan komunitas tuli ke dalam masyarakat. 

Keputusan ini memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan bahasa isyarat, karena menghambat penggunaan dan pengembangannya dalam konteks pendidikan dan masyarakat umum. Pengaruh negatif Kongres Milan ini berlangsung selama beberapa dekade, dan berkontribusi pada perlambatan pengakuan resmi bahasa isyarat sebagai bahasa yang mandiri.

Namun, pada pertengahan abad ke-20, kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat sebagai bahasa yang sah mulai meningkat. Pada 1951, bahasa isyarat Amerika (American Sign Language/ASL) diakui sebagai bahasa yang mandiri oleh Persatuan Bahasa Modern Amerika. Pengakuan ini penting, karena memperkuat status bahasa isyarat, dan menghapus pandangan bahwa bahasa isyarat hanya merupakan kode atau metode alternatif untuk bahasa lisan.

Sejak itu, bahasa isyarat telah diakui di berbagai negara sebagai bahasa yang sah, dan banyak negara juga telah mengadopsi bahasa isyarat sebagai bagian dari sistem pendidikan dan komunikasi resmi untuk komunitas tuli. Banyak penelitian dan upaya telah dilakukan untuk mempelajari dan mendokumentasikan bahasa isyarat dari berbagai negara, dan mengembangkan standar yang konsisten untuk pengajaran dan pemakaian bahasa isyarat.

Sebenarnya, bahasa isyarat bukanlah satu bahasa universal, melainkan terdiri dari berbagai bahasa isyarat yang berbeda di setiap negara atau wilayah. Setiap bahasa isyarat memiliki tata bahasa dan kosakata yang unik, seperti halnya bahasa lisan. Keanekaragaman bahasa isyarat menunjukkan kompleksitas dan keberagaman komunitas tuli di seluruh dunia.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 8562720864134732353

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item