Mengapa Mehmed II Berpengaruh dalam Sejarah Utsmaniyah?

Ilustrasi/worldhistory.org
Mehmed II, yang dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk atau Mehmed II Agung, adalah sultan Utsmaniyah yang terkenal karena menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, dan mengakhiri Kekaisaran Bizantium. Kelahirannya terjadi pada 30 Maret 1432 di Edirne, Turki, dan dia adalah putra Sultan Murad II.

Mehmed II mengambil alih takhta Utsmaniyah pada usia 12 tahun, setelah kematian ayahnya pada tahun 1444. Pada saat itu, kekaisaran sedang menghadapi tekanan dari negara-negara Eropa, termasuk Kekaisaran Bizantium, yang terus melemah. Mehmed memiliki ambisi besar untuk memperluas kekaisaran dan menjadi penguasa yang hebat.

Salah satu pencapaian terbesar Mehmed II adalah penaklukan Konstantinopel. Pada tahun 1453, ia memimpin serangan terhadap kota ini, yang merupakan pusat Kekaisaran Bizantium. 

Meskipun pasukan Bizantium dipimpin oleh Kaisar Konstantin XI yang gigih, mereka tidak mampu menghadapi kekuatan dan ketekunan tentara Utsmaniyah yang jauh lebih besar. Setelah pengepungan selama berbulan-bulan, pada 29 Mei 1453, tembok Konstantinopel akhirnya jebol, dan kota ini jatuh ke tangan Mehmed II.

Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II memiliki konsekuensi yang signifikan dalam sejarah. Ini menandai akhir Kekaisaran Bizantium yang sudah berabad-abad berdiri, dan juga mengubah peta politik dan budaya di wilayah itu. Mehmed II kemudian mendirikan Konstantinopel sebagai ibu kota Kekaisaran Utsmaniyah yang baru dan mengubah namanya menjadi Istanbul. Istanbul menjadi pusat kekuatan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat.

Selain penaklukan Konstantinopel, Mehmed II juga terkenal karena reformasi dan kebijakan inovatifnya. Dia membangun banyak institusi baru dan memperluas wilayah kekaisaran. Dia juga mempromosikan seni, ilmu pengetahuan, dan sastra, mendukung para seniman dan penulis terkenal pada masanya. Selain itu, Mehmed II juga menegakkan hukum dan ketertiban yang ketat, mengatur pajak, dan memperkuat militer.

Mehmed II juga dikenal karena toleransi beragamanya. Meskipun seorang Muslim yang taat, ia menghormati kebebasan beragama dan memberikan hak-hak kepada komunitas Kristen dan Yahudi di kekaisarannya. Dia membiarkan gereja dan sinagoge tetap berfungsi, dan mempekerjakan penasihat non-Muslim yang berbakat.

Mehmed II meninggal pada usia 49 tahun pada 3 Mei 1481 setelah 30 tahun memerintah Kekaisaran Utsmaniyah. Pada saat kematiannya, Mehmed II meninggalkan warisan yang kuat sebagai salah satu sultan terbesar dalam sejarah Utsmaniyah. Upayanya dalam menaklukkan Konstantinopel dan reformasinya yang berani, memberikan landasan untuk kekuatan dan kejayaan Kekaisaran Utsmaniyah selama berabad-abad berikutnya

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 4480355968343812062

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item