Apa yang Disebut Eksperimen Kucing Schrödinger?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/06/apa-yang-disebut-eksperimen-kucing.html
Ilustrasi/unsolvedindonesia.com |
Eksperimen Kucing Schrödinger adalah eksperimen yang diusulkan oleh seorang fisikawan Austria, Erwin Schrödinger, pada 1935, dalam rangka menjelaskan fenomena dasar mekanika kuantum yang sangat kontroversial, yaitu prinsip superposisi.
Prinsip superposisi dalam mekanika kuantum menyatakan bahwa suatu partikel dapat berada dalam beberapa keadaan secara simultan, dan, hanya ketika diukur, keadaan itu akan "kolaps" menjadi satu keadaan yang dikenal sebagai "hasil pengukuran". Dalam beberapa kasus, prinsip ini dapat diterapkan pada objek makroskopik seperti kucing, dan ini adalah dasar dari eksperimen Kucing Schrödinger.
Dalam eksperimen Kucing Schrödinger, kita bayangkan sebuah kucing dimasukkan ke dalam kotak yang terisolasi dari dunia luar. Di dalam kotak, ada sebuah bahan radioaktif dan sebuah detektor partikel yang terhubung dengan alat yang akan membunuh kucing, apabila detektor tersebut mendeteksi adanya partikel yang memancar. Kemudian, bahan radioaktif di dalam kotak dibiarkan untuk memancarkan partikel secara acak.
Menurut prinsip superposisi, kucing dalam kotak berada dalam keadaan superposisi, yaitu secara simultan hidup dan mati, sebelum kotak dibuka untuk mengamati keadaan kucing. Dalam prinsip mekanika kuantum, kucing dianggap sebagai sistem terisolasi, dan karena itu dapat berada dalam keadaan superposisi sampai diamati. Namun, ketika kotak dibuka dan keadaan kucing diamati, keadaan superposisi itu "kolaps", menjadi keadaan yang dikenal sebagai hasil pengukuran, yaitu kucing yang hidup atau kucing yang mati.
Eksperimen ini sangat kontroversial karena mengandung beberapa aspek yang sangat aneh dan sulit dipahami. Bagaimana mungkin suatu benda makroskopik seperti kucing bisa berada dalam dua keadaan sekaligus? Dan bagaimana mungkin keadaan kucing bisa tergantung pada pengamatan kita?
Namun, eksperimen ini membantu memperlihatkan bagaimana prinsip-prinsip mekanika kuantum dapat diterapkan pada objek makroskopik, dan memberikan dasar untuk penelitian mekanika kuantum yang lebih lanjut.
Perlu dicatat bahwa eksperimen ini hanya sebuah konsep, dan tidak pernah dilakukan secara fisik. Eksperimen ini dirancang sebagai ilustrasi prinsip mekanika kuantum dan tidak dimaksudkan untuk dijalankan secara nyata. Kenyataannya, eksperimen ini sangat tidak etis karena melibatkan penderitaan hewan.
Eksperimen Kucing Schrödinger juga memiliki implikasi filosofis yang luas. Konsep keadaan superposisi yang menyatakan bahwa sesuatu dapat berada dalam dua keadaan sekaligus sebelum diamati, memunculkan pertanyaan fundamental tentang kenyataan dan realitas itu sendiri.
"Jika sesuatu hanya menjadi nyata ketika diamati, apakah itu berarti bahwa dunia hanya ada karena kita mengamatinya?"
Pertanyaan ini mengarah pada diskusi tentang subjektivitas dan objektivitas kenyataan. Apakah dunia luar bersifat objektif dan independen dari kita sebagai pengamat, ataukah ia bergantung pada pengamat dan persepsi kita? Apakah ada suatu kenyataan yang terlepas dari pengamat, ataukah segala sesuatu bergantung pada pengamatan kita?
Pertanyaan-pertanyaan itu telah menjadi topik diskusi filsafat, dan kontroversial selama beberapa dekade. Bagi beberapa orang, prinsip mekanika kuantum dan eksperimen Kucing Schrödinger menunjukkan bahwa dunia luar bersifat subjektif dan tergantung pada pengamat, sementara bagi yang lain, eksperimen ini hanyalah contoh konsep matematika yang tidak relevan dengan kenyataan objektif.
Meskipun eksperimen Kucing Schrödinger tidak dapat dilakukan secara fisik, eksperimen tersebut memberikan ilustrasi tentang prinsip mekanika kuantum yang fundamental. Eksperimen ini menunjukkan bahwa dalam mekanika kuantum, keadaan suatu partikel atau sistem dapat berada dalam keadaan superposisi sebelum diamati, dan hanya akan "kolaps" menjadi satu keadaan setelah diamati.
Namun, perlu diingat bahwa prinsip mekanika kuantum hanya berlaku pada skala mikroskopik, dan tidak dapat diaplikasikan secara langsung pada objek makroskopik seperti kucing. Karena itu, eksperimen Kucing Schrödinger hanya dapat digunakan sebagai ilustrasi konsep dasar mekanika kuantum, dan tidak perlu dianggap sebagai representasi kenyataan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?