Apa Itu Seppuku, yang Jadi Bagian Tradisi Jepang Kuno?

Ilustrasi/liputan6.com
Seppuku adalah ritual bunuh diri yang berasal dari Jepang pada zaman Feodal. Dalam budaya Jepang, seppuku dianggap sebagai tindakan yang sangat terhormat, dan dilakukan oleh samurai atau orang-orang yang dianggap mengalami kehinaan besar. Kata "seppuku" secara harfiah berarti "iris perut" atau "potong perut".

Proses seppuku dimulai dengan persiapan yang cermat. Orang yang akan melakukan seppuku akan mengenakan pakaian seremonial yang disebut "hakama" dan "kimono". Sebelum ritual dimulai, seorang pelayan atau "kaishakunin" akan hadir untuk membantu dan mempersiapkan segala hal.

Ketika tiba saatnya, pelaku seppuku akan duduk dengan sikap tegak di atas sehelai matras yang diletakkan di tengah-tengah ruangan. Mereka akan mengambil sebilah pedang yang disebut "tanto", dan meletakkannya di depan mereka dengan ujung pedang menghadap ke arah mereka sendiri. Setelah itu, mereka akan mengucapkan pidato perpisahan yang disebut "jisei", yang berisi pembenaran atau penjelasan alasan di balik tindakan mereka.

Setelah pidato perpisahan selesai, pelaku seppuku akan melakukan tindakan yang sebenarnya. Dengan menggunakan tanto, mereka akan menusukkan pedang tersebut ke perut mereka sendiri, dan mengiris melalui bagian perut dari sisi kiri ke kanan. Tindakan ini dilakukan dengan kekuatan dan keberanian yang besar, karena seppuku dianggap sebagai tindakan yang melambangkan kehormatan dan pengabdian.

Biasanya, seorang kaishakunin akan hadir selama ritual seppuku. Tugas kaishakunin adalah memberikan kematian yang cepat dan tanpa rasa sakit kepada pelaku seppuku, dengan sebilah pedang yang lebih besar atau "katana". Kaishakunin akan memenggal kepala pelaku seppuku untuk mengakhiri penderitaannya. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk belas kasihan yang diberikan kepada pelaku seppuku, untuk menghindari rasa sakit berkepanjangan.

Seppuku dianggap sebagai tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan kehormatan yang hilang, atau untuk menghindari rasa malu yang tak terbayangkan. Dalam budaya samurai, kehilangan kehormatan atau mengalami kegagalan dalam tugas atau tanggung jawab mereka dianggap sebagai kehinaan yang besar. Sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan tersebut, seppuku dianggap sebagai tindakan pengabdian yang paling ekstrem.

Namun, seppuku sudah lama tidak lagi menjadi praktik umum di Jepang modern. Pada saat ini, seppuku lebih dilihat sebagai bagian dari sejarah dan budaya Jepang yang terkait erat dengan masa lalu mereka. Meski demikian, praktik tersebut tetap menjadi objek studi dan minat dalam sejarah, sastra, dan seni Jepang.

Tindakan bunuh diri seperti seppuku bukanlah tindakan yang dianggap baik atau dianjurkan dalam konteks budaya atau pandangan dunia saat ini. Dalam masyarakat modern, penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat dan profesional kesehatan mental jika seseorang menghadapi perasaan putus asa atau kesulitan emosional yang parah.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Budaya 8046565983300987925

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item