Mengapa Pengolah Daging di Eropa Mematikan Ternak dengan Ditembak?

Ilustrasi/pixabay.com
Hewan-hewan ternak yang dikonsumsi, khususnya kerbau, kambing, dan semacamnya, perlu dimatikan terlebih dulu sebelum kemudian dagingnya diolah. Di Indonesia dan negara-negara muslim, umumnya menggunakan cara penyembelihan untuk mematikan hewan ternak. Namun, di negara-negara barat, proses mematikan hewan ternak menggunakan cara ditembak di kepala.

Adakah pertimbangan tertentu terkait pilihan itu—mematikan hewan ternak dengan cara ditembak di kepala?

Setidaknya ada tiga cara untuk mematikan hewan ternak. Yaitu disembelih, disetrum, dan ditembak. Masing-masing cara itu memiliki dampak tersendiri pada hewan ternak yang dimatikan.

Penyembelihan hewan ternak, dengan cara memotong lehernya, akan mematikan ternak dalam beberapa menit—bisa cepat, bisa pula lama—sampai darahnya habis, dan organ-organ tubuhnya tidak lagi berfungsi. Memenggal kepala juga sama, proses itu akan menyadarkan organ kepala selama beberapa detik.

Kemudian, mematikan hewan ternak dengan cara menyetrumnya akan butuh waktu beberapa detik sampai hewan ternak tidak sadar, dan organ-organ tubuhnya tidak lagi berfungsi. Menyetrum dan menyembelih memiliki kesamaan, yaitu ternak tidak langsung mati.

Berbeda halnya dengan ditembak di kepala. Ketika kepala hewan ternak ditembak, kesadarannya akan lenyap seketika, meski jantung dan sirkulasi darahnya masih berjalan semenit, sampai akhirnya tidak berfungsi.

Berdasarkan latar belakang itu, negara-negara barat memilih penembakan di kepala untuk mematikan hewan ternak. Karena, meski mungkin terkesan kejam, cara itu justru lebih “manusiawi”, dan melemaskan bagian tubuh hewan agar tidak mengeras.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 7136803651453743510

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item