Idi Amin Taat Beragama, tapi Kenapa Jadi Diktator Kejam?

Ilustrasi/criterion.com
Idi Amin adalah seorang muslim, yang mengaku taat beragama dan melakukan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada keyakinannya. Meskipun dikenal sebagai diktator yang kejam dan brutal selama masa kekuasaannya sebagai Presiden Uganda dari 1971 hingga 1979, ia sering menyebut dirinya sebagai pemimpin yang taat beragama dan menyatakan dukungannya terhadap agama Islam.

Idi Amin juga pernah melakukan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, yang menjadi salah satu kewajiban bagi umat muslim yang mampu melakukannya. Selain itu, ia juga membentuk organisasi muslim Uganda, dan membangun banyak masjid di negara tersebut selama masa kekuasaannya.

Namun, meski Idi Amin mengaku taat beragama dan melakukan berbagai tindakan yang mendukung keyakinannya, banyak tindakan dan kebijakan yang dia lakukan selama masa kekuasaannya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam, seperti melakukan kekerasan terhadap penduduk yang berbeda agama, dan melakukan tindakan penganiayaan terhadap minoritas.

Di bawah kekuasaan Idi Amin, terjadi banyak kekejaman dan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan keamanan dan militer yang dipimpinnya. Beberapa kekejaman yang dilakukan oleh Idi Amin selama memimpin Uganda antara lain:

Pembantaian etnis: Idi Amin melakukan pembantaian massal terhadap kelompok etnis tertentu di Uganda, seperti etnis Acholi, Lango, dan Rwenzori. Tindakan ini disebabkan oleh kecurigaan Idi Amin bahwa kelompok-kelompok itu berencana melawan pemerintahannya. Lebih dari 100.000 orang tewas dalam pembantaian ini.

Penganiayaan politik: Idi Amin sangat kejam terhadap lawan-lawannya di arena politik. Dia memenjarakan, menyiksa, dan membunuh banyak aktivis dan pemimpin oposisi, serta wartawan dan pengamat politik. Beberapa tokoh yang dibunuh oleh pasukan Idi Amin termasuk pemimpin oposisi seperti Benedicto Kiwanuka, Janani Luwum, dan beberapa anggota kabinet.

Penganiayaan atas nama agama: Meskipun Idi Amin seorang muslim yang taat, dia tidak menghormati agama lain. Dia menargetkan umat Kristen dan agama-agama tradisional di Uganda. Banyak gereja dan tempat ibadah lainnya dihancurkan, dan umat beragama tersebut disiksa dan dibunuh.

Penculikan dan pembunuhan warga asing: Pasukan keamanan Idi Amin sering menculik dan membunuh warga asing di Uganda, termasuk para jurnalis, pengamat internasional, dan pebisnis. Beberapa warga asing bahkan diperkosa dan disiksa sebelum akhirnya dibunuh.

Pembantaian di Kampala: Pada September 1972, pasukan Idi Amin menyerbu kamp pengungsi di Kampala dan membantai lebih dari 5.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah etnis Acholi dan Lango.

Pembantaian di Masaka: Pada Februari 1974, pasukan Idi Amin menyerbu sebuah desa di Masaka, dan membunuh lebih dari 100 orang.

Pembantaian di Karamoja: Pasukan Idi Amin juga melakukan pembantaian terhadap kelompok etnis di wilayah Karamoja, di Uganda bagian timur laut. Lebih dari 10.000 orang tewas dalam pembantaian itu.

Pembunuhan warga sipil: Pasukan Idi Amin juga sering melakukan pembunuhan terhadap warga sipil yang dianggap berbahaya atau tidak setia pada pemerintahannya.

Pembantaian di Entebbe: Pada Juli 1976, pasukan Idi Amin membantu teroris Palestina dalam penyanderaan pesawat di bandara Entebbe. Selama penyanderaan tersebut, pasukan Idi Amin membunuh tiga sandera, dan menyebabkan 45 orang tewas.

Pembantaian di Nakawa: Pada Agustus 1978, pasukan Idi Amin menyerbu kamp pengungsi di Nakawa, dan membunuh lebih dari 200 orang.

Pembantaian di Lubiri: Pada November 1978, pasukan Idi Amin menyerbu istana kerajaan di Lubiri, dan membunuh lebih dari 100 orang.

Pembantaian di Bahr el-Ghazal: Pada Maret 1979, pasukan Idi Amin menyerang kamp pengungsi di Bahr el-Ghazal, dan membunuh lebih dari 200 orang.

Pembantaian di Gulu: Pada September 1979, pasukan Idi Amin menyerbu kamp pengungsi di Gulu, dan membunuh lebih dari 100 orang.

Pembantaian di Kibuli: Masih pada November 1979, pasukan Idi Amin menyerbu kamp pengungsi di Kibuli, dan membunuh lebih dari 100 orang.

Pembantaian di Luwero: Pada 1980-an, pasukan Idi Amin melakukan pembantaian di wilayah Luwero di Uganda. Jumlah korban tidak pasti, namun diperkirakan lebih dari 100.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Pembantaian-pembantaian di atas hanyalah sebagian kecil dari daftar kekejaman yang dilakukan oleh Idi Amin selama memimpin Uganda. Jumlah korban yang tewas akibat kekejaman tersebut mencapai ratusan ribu orang, atau bahkan mungkin lebih banyak dari yang dapat kita ketahui.

Jadi, bagaimana bisa seorang yang taat beragama, tapi menjadi pemimpin kejam yang membantai ratusan ribu orang?

Dalam kasus Idi Amin, dapat dikatakan bahwa keyakinan agama seseorang tidak selalu dapat menjamin perilaku dan tindakan yang baik atau bermoral. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk pengaruh lingkungan, kekuasaan, dan motivasi pribadi. Karena itu, penting untuk memahami bahwa keyakinan agama seseorang tidak selalu menjadi ukuran kesalehan atau kebenaran tindakan mereka.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 8041956718947984801

Posting Komentar

  1. aku jadi ingat al-Hajjaj bin Yusuf
    dia bahkan hafidz al-Qur'an memberikan sumbangsih tanda titik pada huruf Hijaiyah agar mudah dibaca
    tapi ya gitu, banyak sahabat dan tabi'in yang mati di tangannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul. Kemarin pas bahas soal ini, aku sempat mau nyinggung nama Hajjaj bin Yusuf, tapi kok kayak kejauhan. Jadi akhirnya hanya ambil kasus-kasus di dunia modern.

      Hapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item