Apa Itu Metode Skolastisisme, dan Bagaimana Contohnya?

Ilustrasi/adalah.top
Metode skolastisisme adalah pendekatan pemikiran yang berkembang pada abad pertengahan (sekitar abad ke-12 hingga ke-14) di Eropa Barat, terutama di lingkungan akademik dan keagamaan. Pendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa akal dan iman harus bekerja bersama-sama dalam mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran. Metode skolastisisme sangat dipengaruhi oleh filsafat Aristoteles dan didukung oleh logika formal.

Metode skolastisisme terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) Pertanyaan atau pertanyaan yang diajukan, (2) Argumen atau pembuktian, dan (3) Kesimpulan atau kesimpulan yang ditarik. 

Tahap pertama melibatkan pengajuan pertanyaan tentang suatu topik tertentu, kemudian tahap kedua melibatkan penyusunan argumen yang berdasarkan pada prinsip-prinsip logika dan pengetahuan yang tersedia untuk mendukung atau membantah pertanyaan tersebut. Tahap ketiga, kesimpulan, melibatkan penarikan kesimpulan yang berdasarkan pada argumen dan bukti yang telah disajikan.

Contoh penggunaan metode skolastisisme ada dalam pemikiran Thomas Aquinas, yang menggunakan metode skolastik saat mengeksplorasi konsep-konsep dalam teologi Kristen. Misalnya, Aquinas menggunakan metode skolastik dalam mengembangkan konsep tentang Tuhan, ketika ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apakah Tuhan itu ada?" atau, "Apakah Tuhan itu kekal?", dan kemudian membahas argumen-argumen untuk mendukung kesimpulan yang ia tarik.

Metode skolastik juga digunakan dalam berbagai disiplin ilmu lain seperti filsafat, logika, dan teologi, serta diadopsi dalam sistem pendidikan pada masa itu. Namun, pada akhir abad ke-14, penggunaan metode skolastik mulai menurun, karena munculnya perdebatan tentang kegunaannya dan juga karena munculnya aliran pemikiran yang berbeda seperti humanisme dan Reformasi Protestan.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Filsafat 4144225169256330745

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item