Jika Pesawat Menembus Angkasa, Apakah Berarti Langit Bocor?
https://www.belajarsampaimati.com/2023/03/jika-pesawat-menembus-angkasa-apakah.html
Ilustrasi/hitekno.com |
Kita tentu pernah membaca berita mengenai pesawat-pesawat modern yang mampu “menembus angkasa” atau “pergi ke luar angkasa”. Kisah pendaratan di Bulan yang dilakukan Neil Armstrong, yang sangat terkenal, juga membuktikan bahwa pesawat bisa menembus angkasa, bahkan mendarat di Bulan.
Apakah berarti langit jadi bocor gara-gara ada pesawat yang telah menembusnya?
Sebenarnya, yang “ditembus” pesawat-pesawat itu bukan langit, tapi atmosfer atau lapisan bumi. Sebenarnya pula, istilah “menembus” juga tidak tepat, karena istilah itu hanyalah cara kita untuk mengilustrasikan sesuatu berdasarkan penjelasan ilmiah di buku-buku.
Di buku-buku astronomi, kita diberi gambaran bahwa atmosfer bumi tersusun dari beberapa lapisan. Itu benar. Tapi bukan berarti kita bisa melihat batas antara satu lapisan dengan lapisan lain hingga ke luar angkasa. Yang tertulis di buku-buku itu hanya ilustrasi, dan simplifikasi atau penyederhanaan kadang dilakukan, agar lebih mudah dipahami.
Bumi memiliki beberapa lapisan gas yang disebut troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan exosfer. Tetapi, pada kenyataannya, tidak ada batas yang jelas antara troposfer, stratosfer, dan lainnya.
Agar penjelasan ini lebih mudah dipahami, mari gunakan analogi. Wilayah yang sekarang kita sebut Kalimantan, Malaysia, dan Brunei Darussalam, dulunya adalah satu kesatuan—sebuah pulau yang luas. Ketika kemudian konsep negara dikenal manusia, dan di wilayah itu berdiri tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam), wilayah yang semula saling menyatu itu lalu dibagi atau dibatasi—mana batas milik Indonesia, mana batas milik Malaysia, dan mana batas milik Brunei.
Jadi, batas-batas itu sebenarnya buatan manusia untuk menandai hal-hal tertentu, yang bisa disepakati bersama.
Analogi serupa, kita mengenal garis ekuator yang membagi bumi menjadi dua, yaitu selatan dan utara. Tapi apakah kita bisa melihat di mana garis ekuator itu berada? Tidak! Karena nyatanya memang tidak ada! Yang disebut garis ekuator itu hanyalah kesepakatan manusia untuk mempermudah penelitian, pemetaan, pembagian, dan hal-hal lain yang dibutuhkan.
Hal serupa terjadi pada lapisan-lapisan bumi yang disebut tadi. Lapisan-lapisan yang disebut troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan exosfer, itu sebenarnya tidak ada. Ilmu pengetahuan sengaja menamai bagian-bagian itu untuk mempermudah kita memahami apa yang ada di luar bumi. Jadi jangan membayangkan lapisan-lapisan bumi seperti kue lapis, yang, jika kita tusuk pakai garpu, akan menimbulkan lubang.
Ketika ada pesawat ulang alik terbang ke luar angkasa, pesawat itu hanya meninggalkan bumi, tapi tidak menembus atmosfer, apalagi melubangi langit! Artinya tidak ada sesuatu pun yang bocor di luar sana hanya gara-gara ada pesawat yang terbang meninggalkan bumi dan disebut “menembus angkasa”.
Meski disebut “menembus angkasa” atau “menembus langit”, pesawat-pesawat itu sebenarnya tidak menyebabkan lubang atau kebocoran apa pun di bagian mana pun. Karenanya, udara yang ada di bumi akan tetap ada di bumi, bukan keluar akibat “kebocoran” yang disebabkan pesawat-pesawat luar angkasa.
Udara, termasuk gas-gas penyusunnya, tetap berada di Bumi, tak peduli sebanyak apa pun roket atau pesawat yang diluncurkan, karena udara menetap sebagai atmosfer di Bumi, karena gravitasi Bumi menjaga agar udara tidak lepas bebas ke luar angkasa.
“Menembus angkasa” atau “menembus langit” hanyalah istilah untuk menyebut pesawat-pesawat luar angkasa yang meninggalkan bumi. Kenyataannya, sekali lagi, mereka tidak menembus apa pun.
Hmm... ada yang mau menambahkan?