Mengapa Lengan dan Kaki Gurita Masih Hidup Meski Telah Dipotong?
https://www.belajarsampaimati.com/2022/11/mengapa-lengan-dan-kaki-gurita-masih.html
Ilustrasi/pixabay.com |
Jika kaki dan lengan atau tentakel gurita dipotong dari tubuhnya, tentakel itu masih akan terlihat bergerak-gerak seperti hidup, meski sudah tidak terhubung dengan kepalanya. Tentakel gurita yang telah terpotong dari tubuhnya itu kadang bahkan masih bisa membelit atau berubah warna, sampai akhirnya benar-benar diam tak bergerak.
Mengapa kaki dan lengan atau tentakel gurita masih hidup meski telah terpotong dari kepalanya?
Sebenarnya, tentakel-tentakel yang telah terpotong itu tidak lagi hidup, meski masih mampu bergerak-gerak seperti hidup. Untuk memahami hal ini, kita perlu mengenal neuron yang ada dalam tubuh gurita.
Saat ini, kerabat terdekat gurita yang masih hidup adalah sesama hewan lunak lainnya, seperti kerang dan siput. Hewan-hewan itu memiliki sekitar 20.000 neuron. Sebagai perbandingan, manusia memiliki sekitar 100 miliar neuron.
Tapi ternyata gurita memiliki jumlah neuron yang jauh lebih banyak dibanding kerabat terdekatnya. Ilmuwan menemukan bahwa gurita memiliki neuron sampai setengah miliar banyaknya! Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan semua hewan invertebrata, bahkan mengungguli beberapa vertebrata, semisal tikus dan kucing.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa hanya tiga puluh persen dari setengah miliar neuron itu yang ada di otak gurita. Sementara tujuh puluh persen sisanya berada di delapan tentakelnya. Karena latar belakang itu, mudah saja bagi gurita untuk mengendalikan atau menggerakkan delapan tentakel yang ia miliki, karena masing-masing tentakel memiliki neuron sendiri-sendiri. Dengan delapan tentakel yang didukung banyak neuron di tubuhnya, gurita seperti memiliki delapan otak tambahan.
Karena itu pula, para ilmuwan biologi menyebut gurita sebagai hewan yang tangannya punya otak sendiri. Pertama karena banyaknya neuron yang ada di tentakel gurita, dan kedua karena tampaknya mereka memang begitu cara kerjanya.
Dengan delapan tentakel yang dimilikinya, gurita tidak harus mengendalikan masing-masingnya secara “manual” atau sendiri-sendiri. Saat ingin menggunakan delapan tentakelnya, gurita hanya cukup memberikan perintah dasar, dan delapan tentakelnya akan melakukan tindakan sendiri-sendiri.
Misalnya ketika gurita melihat ada makanan. Otak gurita akan memberikan perintah dasar pada tentakel-tentakelnya untuk meraih makanan itu, dan semua tentakel akan menerima perintah yang sama, lalu menentukan jalurnya sendiri-sendiri. Dengan kata lain, otak gurita tidak memerintahkan, misalnya, “tentakel 1 bergerak ke atas, tentakel 2 membelit ke kanan”, dan semacamnya.
Para ilmuwan mengetahui hal ini dari hasil analisis gerakan kedelapan tentakel gurita. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa gerakan-gerakan tentakel terjadi secara independen, seolah masing-masing tentakel itu memiliki otak sendiri-sendiri.
Karena hal itu pula, gurita tidak kewalahan mengendalikan delapan tentakelnya, sekaligus alasan mengapa tentakel gurita bisa terlihat hidup meski sudah terpotong dari tubuhnya. Banyaknya neuron yang ada dalam setiap tentakel akan membuatnya tetap terjaga untuk waktu yang lebih lama, meski telah terpotong dari kepala.
Jumlah neuron itu juga yang memungkinkan gurita masih bisa mengubah atau mempertahankan warna tentakelnya yang lepas, karena pigmen-pigmen seperti kromatofor dan iridofor mereka dikendalikan oleh kontraksi otot, yang dikendalikan oleh neuron.
Hmm... ada yang mau menambahkan?