Bagaimana Nasib Bumi Jika Perang Nuklir Terjadi?

Ilustrasi/pixabay.com
Bom nuklir adalah senjata yang sangat mematikan, karena bukan hanya dapat menewaskan jutaan orang sekaligus, tapi juga dapat merusak bumi hingga taraf yang mengerikan. Menurut ilmuwan, ledakan nuklir bahkan dapat menyebabkan wabah kelaparan di seluruh dunia.

Dalam sebuah makalah yang terbit di jurnal Nature Food, para ilmuwan mempertimbangkan dampak jelaga yang dikeluarkan ke atmosfer, sebagai akibat dari ledakan bom nuklir, dapat menyebabkan kekurangan makanan massal. 

Dalam perkiraan mereka, jika jumlah jelaga yang memasuki atmosfer melebihi 5 Tg (atau sekitar 11 miliar pon), matahari akan terhalang total sehingga pertumbuhan tanaman akan sangat terpengaruh di hampir setiap negara.

Menurut makalah tersebut, jika India dan Pakistan terlibat dalam perang nuklir, ledakan yang terjadi dapat mengirim antara 5 hingga 47 Tg jelaga ke stratosfer. Sementara, jika perang nuklir terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia, jelaga yang dihasilkan dari ledakan bisa mencapai 150 Tg, hingga menyebabkan musim dingin nuklir.

Dalam makalah tersebut, para ilmuwan menulis, “Penurunan cahaya, pendinginan global, dan kemungkinan pembatasan perdagangan setelah perang nuklir, akan menjadi bencana global bagi ketahanan pangan. Lebih dari 2 miliar orang bisa mati karena perang nuklir antara India dan Pakistan, dan lebih dari 5 miliar bisa mati karena perang antara Amerika Serikat dan Rusia.”

Bagaimana hal mengerikan semacam itu bisa terjadi?

Ketika senjata nuklir diledakkan, sejumlah besar energi yang dilepaskan akan menguapkan segala sesuatu dalam radius tertentu, tergantung pada kekuatan bomnya. Dekat dengan pusat ledakan, dapat mencapai suhu hingga 180.000.000 Fahrenheit.

Tidak hanya itu, kebakaran dan kehancuran yang meluas akan bergabung dengan gangguan atmosfer yang disebabkan oleh gelombang kejut bom. Ini akan menyebabkan sejumlah besar jelaga dan aerosol lainnya terbawa oleh atmosfer di seluruh dunia, sehingga menghalangi sinar matahari.

Apa yang akan terjadi kemudian?

Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh. Jika terjadi perang nuklir, pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan menurun karena kekurangan sinar matahari.

Dalam sebuah komentar di makalah tadi, yang juga diterbitkan di Jurnal Nature Food, ilmuwan bernama Deepak K. Ray menulis bahwa pendinginan global 55,6 Fahrenheit akan terlihat setelah perang nuklir.

Ia mengatakan, “Dalam skenario ekstrem, jumlah korban tewas akan menjadi gabungan populasi Amerika Serikat, Eropa, Federasi Rusia, dan sekutu, dan banyak lagi.”

Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa dalam skenario ledakan nuklir yang ekstrem (mencapai 150 Tg), masyarakat di seluruh dunia akan kekurangan kalori yang dibutuhkan, sebesar 74%. Sebagai referensi, wanita dewasa membutuhkan antara 1.600 hingga 2.400 kalori per hari, sementara pria membutuhkan 2.000 hingga 3.000 kalori per hari.

Pada 2010 silam, FAO, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, melaporkan bahwa 51% kalori makanan global berasal dari sereal (meliputi gandum, gandum hitam, beras, dan jagung), 31% dari sayuran, buah, dan produk nabati lainnya, dan 18% dari produk hewani seperti daging, susu dan telur.

Selain berdampak pada atmosfer, ledakan bom nuklir juga akan menewaskan sejumlah besar orang secara langsung maupun tak langsung, melalui penyakit radiasi. Populasi di seluruh dunia akan menyusut dalam waktu singkat.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 9022318827504158439

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item