Bagaimana Cara Mendapat Minum, Jika yang Ada Hanya Air Laut?

Ilustrasi/pixabay.com
Bayangkan kamu terdampar sendirian, atau bersama satu dua teman, di pulau terasing tanpa penduduk. Kapal yang kamu tumpangi telah karam, dan kamu harus bertahan hidup di pulau terasing itu sambil berharap ada kapal lain lewat dan menyelamatkanmu. 

Selama itu, bagaimana pun, kamu tentu butuh minum untuk bertahan hidup. Jika di pulau itu tidak ada sumber air yang bisa diminum, apa yang harus dilakukan?

Lautan di depanmu memang berisi air melimpah, tapi kamu tidak bisa meminumnya. Bahkan dalam kondisi sehaus apa pun, kamu tidak boleh meminum air laut, karena itu sama saja bunuh diri. Kandungan garam yang tinggi pada air laut akan membuat ginjal dan organ-organ tubuhmu kolaps, dan kamu akan mati lebih cepat dibanding jika tidak minum sama sekali.

Jadi, dalam konsisi semacam itu, apa yang harus kamu lakukan, dan bagaimana cara mendapatkan minum untuk bertahan hidup?

Banyak penyintas yang mencoba menghilangkan kandungan garam pada air laut dengan cara mendestilasi air laut. Cara mereka biasanya relatif sulit, karena harus menyiapkan botol-botol, wadah, panci, sampai menyiapkan perapian. Dalam kondisi amat sulit, upaya semacam itu bisa membuat siapa pun frustrasi. Bagaimana pun, itu kondisi sulit akibat terdampar, bukan piknik. Jadi kita belum tentu membawa aneka barang yang dibutuhkan untuk mendestilasi ait laut dengan cara rumit.

Adakah cara yang lebih mudah untuk mendapat air minum selain dari lautan yang penuh garam? Ada, yaitu menunggu hujan turun. Meminum air hujan jauh lebih aman daripada meminum air laut. Tapi turunnya hujan tentu tidak bisa diandalkan, karena bisa jadi kita terdampar di musim kemarau. Sementara itu, manusia bisa tewas jika tidak minum air sampai seminggu.

Sekarang, andaikan kamu terdampar di tempat asing, tidak ada orang lain, tidak ada sumber air, tidak ada peralatan apa pun, dan kebetulan di musim kemarau hingga tidak bisa menunggu turunnya hujan... apa yang harus dilakukan untuk mendapat air minum demi bisa bertahan hidup? 

Pertama, carilah wadah—apa pun—bisa gelas, batok kelapa, kaleng, atau apa saja yang sekiranya bisa menampung air. Selain itu, cari pula selembar plastik bening, usahakan yang tipis. Kamu bisa mencari dua benda itu—wadah dan selembar plastik—di tempat kamu terdampar atau di pinggir laut, karena biasanya ada sampah yang tertinggal di sana.

Setelah dua benda tadi ketemu dan telah dibersihkan, sekarang cari lokasi berpasir yang cukup jauh dari laut. Lubangi tempat berpasir itu, sekira dua atau tiga kali lebih besar dari wadah yang kamu temukan tadi. Lalu tuangkan air laut ke dalam lubang tadi. Dalam waktu seketika, air yang kamu tuangkan ke lubang akan lenyap, karena meresap ke dalam pasir. Ulangi hal itu, sampai air yang kamu tuangkan cukup banyak, tapi tidak sampai merusak lubang. 

Setelah cukup menuangkan air laut ke dalam lubang, sekarang letakkan wadah yang tadi kamu temukan, di tengah lubang itu. Lalu tutupkan selembar plastik bening di atas lubang, dan amankan pinggirannya dengan cara menindihnya dengan batu atau apa pun, agar plastik itu tetap berada di sana (tidak terbang saat terkena angin). Sentuhan terakhir, letakkan kerikil atau batu kecil di tengah plastik. 

Apa yang harus dilakukan setelah itu? Hanya menunggu. 

Sinar matahari akan mengevaporasi air laut yang ada di dalam pasir (yang tadi kamu tuangkan), lalu air akan terjebak di plastik yang kamu letakkan di atas lubang. Akhirnya, air yang terjebak di plastik itu akan jatuh dan terkumpul di wadah yang kamu siapkan di bawahnya. 

Berapa banyak air yang bisa dihasilkan dengan cara itu? Sedikit, paling satu dua sendok. Karenanya, cara ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Tapi inilah satu-satunya cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk tetap bisa minum, saat terdampar di tempat yang tidak ada air dan yang ada hanya air laut.

Semakin besar lubang yang dibuat—dan itu artinya juga butuh plastik yang lebih besar—semakin banyak pula air yang bisa terdestilasi yang dapat kita kumpulkan, dan lebih cepat. Atau kita bisa membuat beberapa lubang sekaligus, dengan cara sama seperti tadi, hingga bisa mendapat kumpulan air lebih banyak. Jika tekun dan sabar melakukannya, kita bisa tetap terhidrasi untuk sekadar bertahan hidup.

Cara sederhana ini tidak membutuhkan api, tidak butuh bahan bakar, tidak butuh botol-botol atau peralatan lainnya. Hanya dengan wadah apa pun yang bisa ditemukan, dan selembar plastik bening. Dua barang itu bisa dibawa ke mana-mana, selama terdampar, dan kita bisa mendapatkan air di mana pun dengan cara yang sama. Yang dibutuhkan hanya sinar matahari... dan kesabaran.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 4047735555289041303

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item