Bagaimana Cara Kerja Rompi Antipeluru?

Ilustrasi/pikiran-rakyat.com
Di zaman kuno, para ksatria kerajaan (knight) bertempur dengan mengenakan baju zirah yang terbuat dari besi. Baju yang pastinya sangat berat itu bisa menahan anak panak hingga tebasan pedang. Seiring perkembangan zaman, dan bentuk senjata semakin modern, baju besi pun tergantikan baju lain yang lebih canggih, salah satunya rompi antipeluru. Tujuannya sama; melindungi pemakainya dari serangan senjata.

Rompi antipeluru berfungsi melindungi tubuh pemakainya dari peluru atau proyektil kecil lain yang keluar dari senjata api. Cara kerja rompi antipeluru adalah mengurangi sebanyak mungkin lontaran energi kinetik peluru, dengan menggunakan lapisan-lapisan kevlar (bahan pembuat rompi antipeluru) yang menyerap energi laju tersebut, dan memecahnya ke penampang rompi anti peluru yang luas, sehingga energi tersebut tidak cukup untuk membuat peluru dapat menembus rompi.

Secara sederhana, kita bisa membayangkan cara kerja rompi antipeluru dengan bola yang tertahan oleh jaring gawang. Ketika sebuah bola ditendang sangat keras, bola itu melaju dengan sangat cepat. Ketika sampai di jaring gawang, laju bola akan terhenti.

Jaring gawang terdiri dari rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Ketika bola tertangkap oleh jaring gawang, energi kinetik bola tersebut akan diserap oleh jaring gawang, yang menyebabkan tali di sekitarnya bertambah panjang, dan kemudian tekanan tali akan dialirkan ke tiang gawang.

Dalam menyerap laju energi peluru, rompi antipeluru mengalami deformasi yang menekan ke arah dalam. Tekanan ke dalam ini akan diteruskan, sehingga mengenai tubuh pengguna. Batas maksimal penekanan ke dalam tak boleh lebih dari 44 mm. Jika batasan tersebut terlewati, pengguna rompi antipeluru akan mengalami luka dalam, yang tentu dapat membahayakan keselamatannya.

Jadi, sebenarnya pemakai rompi antipeluru tidak sepenuhnya aman dari cedera akibat tembakan. Karena fungsi utama rompi antipeluru hanyalah menahan laju peluru, sehingga tidak sampai menembus tubuh si pemakai rompi. Jika tembakan yang terjadi dalam jarak yang sangat dekat, rompi antipeluru tetap dapat “kebobolan”, dan pemakainya bisa menderita luka memar, patah tulang, atau lebih dari itu.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Iptek 6778212058648780783

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item